MASIH ingat atau pernah tau salah satu tempat wisata terindah di Danau Toba?. Adalah Haranggaol. Haranggaol ini adalah sebuah Kecamatan namanya K Kecamatan Haranggaol Horison yang ada di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Dulu, Haranggaol ini memiliki pesona wisata alam yang sangat indah. Tepian Danau Toba dengan pantai bebatuan yang mampu menyegarkan mata. Terdapat juga pepohonan yang rindang.

Selain itu, Danau Toba di Haranggaol juga dikelilingi bukit barisan yang menghijau. Dingin dan sejuk melekat ke tubuh mengiringi suasana.

Namanya juga Danau Toba, tentunya memiliki air bersih yang mampu menggoda diri untuk nyemplung ke dalamnya. Berenang santai dan bersuka ria menikmati ciptaan Tuhan.

Akan tetapi, bagaimana dengan kondisi Haranggaol yang sekarang? Berdasarkan hasil dari petualangan Kru Gosumut.com, Selasa (8/3/2022) tempat wisata Haranggaol kini sudah tidak seperti dulu lagi.

Haranggaol yang dikenal sebagai tempat wisata terbaik, kini sudah hampir sirna dikarenakan banyaknya kerambah ikan di Danau Toba.

Kota Kecamatan Haranggaol yang dulunya ramai dikunjungi oleh wisatawan, kini hanya tinggal kenangan. Para wisatawan sudah tidak mau berkunjung ke tempat itu, karena suasananya sudah berubah menjadi tempat yang kurang layak untuk dinikmati liburan.

Selain kerambah ikan, sampah sudah banyak mengisi perairan Danau Toba. Tentunya, air Danau Toba di Haranggaol yang dulunya bersih kini telah tercemari.

Banyak wisatawan tidak mau datang ke Haranggaol karena sudah dipenuhi dengan kerambah ikan. Airnya juga sudah tak baik lagi di kulit manusia.

Salah satu masyarakat bernama Sinaga mengatakan, sebagian memang ada wisatawan yang datang ke pantai yang ada di Haranggaol. Tapi sudah tidak seperti dulu lagi.

"Ada juga sesekali wisatawan datang dan mandi di pantai. Tapi mungkin mereka tidak tau kondisi air di sini sudah tercemar," katanya.

Diterangkannya, hak ini sangat berpengaruh terhadap hotel dan usahawan yang ada. Tadinya mereka mengharapkan adanya pengunjung, kini sudah tak terharapkan lagi.

"Ya mau bagaimana lagi. Sudah berubah tempat ini menjadi tempat kerambah. Ini lah penghasilan kami disini," ungkapnya.

Sinaga menyadari, bahwa perairan Danau Toba yang ada di Haranggaol kini sudah tercemar, selain bau ikan dan pakan ikan, air di Danau Toba itu juga sudah banyak sampah.

"Di sini orangnya sudah siapa lu, siapa gua. Tak peduli lagi dengan kelestarian. Nanti kalau sudah datang virus ikan, baru lah tergerak hatinya untuk membersihkan secara gotong royong," tutupnya.

Kalau sudah begini siapa yang mau disalahkan?. Banyaknya kerambah ikan di perairan Danau Toba Haranggaol adalah milik masyarakat sekitar.

Masyarakat banyak mengharapkan sumber perekonomian dari hasil kerambah ikan. Ada juga masyarakat yang tidak memiliki kerambah, tapi mereka juga bisa bekerja di kerambah ikan dengan hasil yang menggairahkan.

Disatu sisi, masyarakat di Haranggaol sudah menuangkan harapannya melalui kerambah ikan. Namun di sisi lain, wisata Danau Toba di Haranggaol juga harus dilestarikan, tentunya tidak boleh tercemar.

Semoga saja Pemerintah, baik Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi bahkan Pemerintah Pusat berkenan melirik masalah ini dan mampu memecahkan persoalan ini tanpa harus ada yang dikecewakan.