PASAMAN - Enam orang disebut meninggal akibat gempa di Pasaman Barat, Sumatera Barat. Rangkaian gempa berkekuatan di atas Magnitudo 5 terjadi di Pasaman Barat, Sumbar, pagi tadi pukul 8.39 WIB.

Gempa terkuat mencapai M 6,2 yang terasa hingga sejumlah wilayah di Sumbar dan memicu kepanikan warga. Informasi dari Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, gempa berpusat di 17 kilo meter timur laut Pasaman Barat, 20 kilo meter barat laut Pasaman Barat, 51 kilo meter Agam, dan 141 kilo meter barat Padang. Gempa ini juga terasa di sejumlah wilayah Sumatera Utara, seperti Rantauprapat, Tapanuli Selatan, dan Nias.

Gempa ini mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan ringan hingga berat, selain korban meninggal.

"Iya ada korban meninggal. Tiga orang dari Kabupaten Pasaman. Tiganya lagi di Kabupaten Pasaman Barat," ungkap Rumainur, Kepala Bidang Kedaduratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/2/2022).

Soal identitasnya, BPBD belum bisa merinci lebih lanjut. Hanya saja, tiga korban di Pasaman merupakan dua anak dan satu perempuan.

Selain korban meninggal, lanjut Rumainur, puluhan orang juga mengalami luka-luka ketika menyelamatkan diri dari gempa Magnitudo 6,2 tersebut. Menurutnya rumah warga juga banyak yang roboh, namun pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah bangunan yang rusak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Afrizal juga mengatakan pihaknya belum bisa memastikan berapa total bangunan yang rusak, namun laporan kerusakan bangunan sudah diterima BPBD.

"Data pastinya berapa yang rusak itu belum ada, kami sedang menunggu informasi dari pihak kecamatan," katanya.

Afrizal mengatakan tingkat kerusakan bangunan akibat gempa mulai dari sedang hingga berat. "Ada bangunan yang rusak 25 persen, dan ada yang berat juga. Cuma ya data berapa jumlahnya kami belum bisa berikan," jelasnya.

Ia juga menyebut gempa tersebut juga mengakibatkan sejumlah pasien di RSUD Pasaman Barat harus mengungsi ke tenda darurat.

"Tenda didirikan di RSUD untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan, karena bangunan rawat inap pasien merupakan bangunan dua lantai," jelasnya.

Namun, Afrizal mengonfirmasi tidak ada kerusakan di RSUD Pasaman Barat. Tenda darurat dibuat untuk mengantisipasi kejadian lanjutan akibat gempa.

Selain RSUD, Afrizal mengatakan kerusakan juga terjadi di Kantor Bupati Pasaman Barat. Kerusakan terjadi di ruang balairung kanto bupati, plafon ruangan tersebut roboh dan puing-puingnya berserakan di lantai.*