JAKARTA - Pemerintah Ukraina mengumumkan sebanyak 57 orang tewas dan 169 orang terluka dalam serangkaian invasi Rusia yang digelar sejak Kamis (24/2/2022). Angka kematian tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Ukraina, Viktor Lyashko.

Lyashko, dalam keterangannya di saluran TV 1+1 Ukraina, dikutip CNN, mengatakan rumah sakit dan pekerja medis juga mendapat ancaman dari Rusia. Di Avdiivka dan Vuhledar di Donetsk, sejumlah pekerja medis juga dilaporkan tewas.

Selain korban tewas dan luka, sebanyak 100.000 orang lebih juga telah bergerak meninggalkan Ukraina usai kota dibombardir pasukan utusan Vladimir Putin tersebut.

"Melarikan diri dari kekerasan demi keselamatan," kata badan pengungsi PBB dalam sebuah pernyataan.

"Telah terjadi perpindahan yang signifikan di dalam negeri - tampaknya lebih dari 100.000 orang telah pindah ke dalam perbatasan. Dan telah terjadi pergerakan menuju dan melintasi perbatasan internasional. Tetapi situasinya masih kacau dan berkembang pesat," kata Matthew Saltmarsh, juru bicara agensi tersebut.

"Biasanya konflik dan eksodus pengungsi ini terjadi seiring berjalannya waktu. Anda melihat beberapa orang, lalu beberapa orang lagi," kata Melanie Nezer, wakil presiden senior urusan publik global di HIAS, sebuah organisasi pemukiman kembali pengungsi.

Rusia pada hari ini menginvasi Ukraina lewat udara, laut, dan darat setelah presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus di Ukraina bagian timur.

Negara-negara Eropa Tengah yang berbatasan dengan Ukraina selama beberapa pekan telah bersiap menerima kedatangan pengungsi yang menyelamatkan diri.

Perbatasan Medyka sesungguhnya lebih sering dipakai oleh mereka yang berbelanja ke negara tetangga, atau mereka yang bekerja.

Kini antrean untuk memasuki Polandia meningkat sejak pagi hari. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka takut Rusia bisa menyerang ke jantung Ukraina.*