JAKARTA - Rusia serang Ukraina dan rentetan ledakan sudah terdengar di ibu kota Ukraina dan beberapa kota di dekat garis depan Ukraina Timur.
Menanggapi hal tersebut Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan peningkatan tensi geopolitik yang terjadi ini menjadikan sentimen negatif di pasar keuangan.

Dia menjelaskan hal ini menyebabkan risk off investor cenderung beralih ke aset-aset yang dianggap lebih aman.

"Sentimen negatif dari eksternal ini diharapkan dapat diimbangi sentimen positif dari domestik dalam bentuk penyebaran pandemi yang terkendali, ekonomi yang terus bangkit, prospek yang positif dan kredibilitas kebijakan yang kuat," kata dia kepada detikcom, Kamis (24/2/2022).

Dia mengungkapkan dengan demikian diharapkan dampak negatif eksternal dapat dikurangi.

Dody menambahkan bank sentral dalam bauran kebijakan sudah mengantisipasi berbagai risiko termasuk risiko dari geopolitik.

"Dan secara preemptive telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas khususnya melalui kebijakan moneter," jelas dia.

Sebelumnya akibat penyerangan ini kondisi bursa saham dunia sampai di Indonesia mengalami penurunan.

Harga minyak, emas dan dolar AS menguat tajam. Sebagai informasi hari ini Presiden Rusia Vladimir Putin remi meluncurkan 'invasi skala penuh'. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmyto Kuleba.

Dikutip dari AFP, suara-suara telah ledakan terdengar dari pagi hari waktu setempat di Ukraina. Ledakan itu tak lama setelah pengumuman Putin mengumumkan operasi untuk 'demiliterisasi' negara itu.*