SIBOLGA - Ketua Kelompok Nelayan Tolong Menolong (KNTM) Kota Sibolga, Ikmad Luddin Lubis menuding Aslinda Hutagalung Ketua Himpunan Nelayan Indonesia (HNSI) Kota Sibolga asal bunyi (Asbun).

"Sebenarnya seorang Ketua HNSI seharusnya tidak Asbun, yang dipegangnya itu adalah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, walapun ia Ketua HNSI di Daerah Kota Sibolga dampak dari kapal bom di daerah teritorial Indonesia sangat berpengaruh. Artinya, walaupun aktifitas kapal pukat bom di luar laut Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah itu tetap laut Indonesia bukan dibilang laut Sibolga atau laut Tapteng. Jadi jangan asbun," ucap Ikmad Jumat (4/2/2022) petang.

Menurutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dan Laut Lepas serta Penataan Andon Penangkapan Ikan, Pasal 7, dilarang menggunakan bahan peledak, racun dan listrik untuk menangkap ikan di laut Indonesia dan mengacu lagi ke Peraturan Menteri Kelautan Pasal 71 Nomor 34, bahwasanya tidak ada perkotak-kotakan di laut Indonesia, karena laut ini adalah laut pusat.

"Kenapa saya bilang begitu, karena ada pernyataan Aslinda Hutagalung Ketua HNSI di media televisi lokal saat menyerahkan bantuan kepada korban bom ledakan ikan di gedung pengungsian Panyomboban, Sibolga Utara. Kalau yang saya ketahui kalau kapal bom tidak ada di perairan Sibolga- Tapteng, mungkin mereka mencari diluar daerah lain. Bisa kita lihat perairan di Kota Sibolga itu sampe mana, tetapi yang saya ketahui untuk daerah lain yang begitu jauh mereka tetap mencarinya dan hasilnya dibawa ke Kota Sibolga karena nilai jualnya begitu tinggi," ucap Ikmad mengulang pernyataan Ketua HNSI Sibolga

Selain itu Ikmad juga mengatakan, pernyataan yang disampaikan Ketua HNSI Sibolga itu merupakan pernyataan yang konyol dan bodoh.

"Apa gunanya sebagai Ketua HNSI kalau tidak mengetahui peraturan dan aturan yang berlaku di Republik Indonesia. Aturan dan peraturan yang dibuat di Indonesia sudah jelas berguna untuk menyelamatkan masyarakat," Kata Ikmad.

Jangan hanya mementingkan kepentingan pribadi saja, sambung Ikmad, "Sudah la tidak usah tutup mata dan jangan asal bunyi jika tidak sanggup untuk jadi Ketua Himpunan Nelayan Indonesia tidak usah jadi ketua," pungkasnya.

Sebelumnya, saat wartawan mempertanyakan, apakah menurut HNSI Kota Sibolga pelaku-pelaku kapal bom masih marak di perairan Kota Sibolga? Aslinda Hutagalung selaku Ketua Himpunan Nelayan Indonesia menyebutkan tidak ada kapal bom di perairan Sibolga -Tapteng. Namun kemungkinan mereka mencari di luar daerah lain.

"Bisa kita lihat perairan di Kota Sibolga itu sampe mana, tetapi yang saya ketahui untuk daerah lain yang begitu jauh mereka tetap mencarinya dan hasilnya dibawa ke Kota Sibolga karena nilai jualnya begitu tinggi," ucap Ketua HNSI Kepada di Gedung Pengungsian Panyomboban, Kelurah Sibolga Utara, Kota Sibolga baru-baru ini.