RUMAH Tahfidz Al Misbah. Begitulah nama lembaga pendidikan asuhan dari Suparjo. Berdiri di lahan yang dikelilingi sawit dan sawah, Suparjo tak pernah lelah memberikan pendidikan agama Islam kepada anak anak di sekitar lingkungannya.


Bahkan, di rumah tahfidz yang terletak di Dusun V Desa Paya Rengas, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatrea Utara, Suparjo tak pernah mengutip biaya apapun kepada siswanya. Di sini, seluruhnya gratis. Itu semua dilakukan hanya sebagai amal jariahnya kelak.

Sebelum mendapat bantuan dari Yayasan Erick Thohir, rumah tahfidz yang didirikannya sejak 2017 silam dimulai dari pembangunan pondasi awal.

"Tidak langsung jadi. Saya cicil pelan pelan. Jika ada rezeki, barulah naek batu, kemudian dicicil lagi beli kusen, sampai dengan bangunannya jadi, meskipun masih banyak lagi kekurangannya," ungkap Suparjo, Sabtu (22/1/2022).

Awalnya, sambung Suparjo, dia berkeinginan membuat tempat wudhu di areal rumah tahfidz dan sempat diajukan ke salah seorang perwakilan E-Troopers Sumatera Utara pada November 2021 lalu.

"Tapi saya pikir pikir, kalau tempat wudhunya bagus, tapi bangunannya belum jadi, belum bagus, saya pikir percuma saja. Jadi saya mengajukan untuk rehab bangunan. Karena waktu itu, pembangunan rumah tahfidz ini belum kelar, temboknya belum diplester, pintu dan jendela juga belum ada, lantai juga masih tanah, plafon juga demikian, sehingga saya memohon renovasi rumah tahfidz ini," ungkapnya.

Renovasi ini, sambung guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah negeri di Langkat, dikerjakan secara gotong royong bersama tukang dan warga sekitar. Tujuannya, agar pembangunan bisa selesai sesuai waktu yang ditetapkan.

"Alhamdulillah waktu itu disetujui dan kita langsung mulai pengerjaannya," sebutnya.

Untuk mengejar waktu yang ditentukan, selain tukang dan kernet yang disediakan dari Yayasan Erick Thohir, Suparjo juga menambah tukang lagi dan dibantu warga sekitar, sehingga masing masing tukang fokus memegang satu pekerjaan seperti ada yang melaster dinding, memasang plafon, kusen dan juga keramik.

"Kalau mengecet, saya juga ikut serta dibantu warga dan pihak E-Troopers, agar pekerjaan cepat selesai. Bahkan, kita juga lembur untuk mengejar waktu hingga jam 12 malam. Alhamdulillah, seminggu dikerjakan akhirnya kelar juga seperti yang terlihat sekarang ini," jelasnya.

Suparjo juga sangat berterima kasih sekali kepada Yayasan Erick Thohir yang sudah bersedia membantu renovasi rumah tahfidz binaannya, sehingga cita cita yang diinginkannya selama ini dapat tercapai.

"Kami ucapkan ribuan terimakasih kepada Pak Erick Thohir atas program yang langsung menyentuh kepada masyarakat. Sejak bangunan ini lebih cantik, sekarang sudah 72 anak didik kita dari 24 orang sebelumnya. Alhamdulillah," tutupnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Erick Thohir dalam berbagai kesempatan mengungkapkan, pembangunan yang dilakukan E-Troopers merupakan bagian dari program social healing spot yang dilakukan di Sumatera.

Setidaknya ada 520 desa di 8 provinsi Pulau Sumatera yang tersentuh program yang ditujukan untuk membangkitkan kembali semangat sosial masyarakat di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhirnya.

"Alhamdulliah dengan hadirnya Yayasan Erick Thohir menyalakan api kecil, apalagi di saat Covid kita semua tertekan, sekarang ada api kecil yang membuat bapak bapak, ibu ibu dan anak anak generasi muda kita kembali berkarya dan alhamudililah niat baik ini diterima baik," kata Erick Tohir.

Penulis adalah wartawan/editor di www.gosumut.com