MEDAN - Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi (Inafe) Universitas Katolik Santo Thomas mengecam aksi penembakan yang diduga dilakukan salah seorang pemilik kafe terhadap salah seorang warga beberapa waktu lalu. "Kita sangat mengecam tindakan tersebut dan meminta aparat kepolisian segera menangkap dan menjerat pelaku sesuai dengan perbuatannya," tegas Ketua Umum Inafe Unika, Ferdinan Ghodang SE SH MH, Rabu (19/1/2022).

Selain itu, Ketum Mitra TNI AU Soewondo ini juga mendukung Rektor Unika Santa Thomas Medan, Prof. Dr. Drs. Sihol Situngkir, MBA, agar Pemko Medan menertibkan kafe-kafe yang beroperasi di sekitar lingkungan Kampus Unika Santa Thomas Medan di Jalan Setia Budi, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Medan Selayang.

"Kita ketahui juga saat ini Rektor membuat program peningkatan citra baik Unika guna meningkatkan reputasi Unika sebagai salah satu universitas unggul di Sumatera Utara. Kita dukung ini dan berharap seluruh pihak termasuk pemerintah maupun aparat kepolisian juga mendukung termasuk komitmen universitas untuk membumihanguskan stigma negatif yang selama ini memperburuk citra Unika, yakni tes urine secara berkala di lingkungan kampus kerjasama dengan BNN dan sertifikasi kos kosan di lingkungan kampus Unika," jelas Ferdinan yang juga Sekjen DPP SOLITD.

Di sisi lain, Ferdinan juga meminta Polda Sumut terkhusus Polrestabes Medan melakukan patroli rutin di kawasan tersebut guna terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat serta mencegah hal hal yang tidak diinginkan.

"Inilah yang kita harapkan dari pihak kepolisian," tandasnya.

Seperti diwartakan sebelumnya, seorang warga di Medan mengalami luka tembak setelah letusan senjata milik pelaku mengenai pipi korban. Penembakan tersebut dipicu cekcok antara korban dan pelaku.

Sementara itu, pihak rektorat Unika Santo Thomas mengaku sangat kaget dengan peristiwa itu.

"Sungguh kaget dengan kejadian yang terjadi di belakang kampus ini. Apalagi yang terkena musibah adalah alumni kita," ujar Rektor Unika Santo Thomas, Sihol Situngkir.

Sihol mengungkapkan rasa turut prihatin atas peristiwa yang dialami Juang.

Menurutnya, pertikaian yang berujung penembakan dialami Juang diduga karena adanya keberadaan dua kafe hiburan malam di sekitar lokasi kampus, yakni Kafe Naganteng dan Kafe Jambu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pelaku yang menyerang Juang pun adalah salah satu pemilik kafe tersebut yang diduga cemburu.

Sebab, portal menuju kafenya ditutup sementara ke kafe Jambu dibuka. Padahal dikabarkan sudah ada perjanjian masyarakat sekitar pukul 23.00 WIB portal menuju ke dua kafe ditutup.

Sayangnya di malam itu Juang bersama penjaga keamanan sedang tidur dan anggotanya yang bertugas menjaga portal.

Namun, anggotanya juga tertidur sehingga portal terbuka dan akses ke Kafe Jambu terbuka sementara ke Kafe Naganteng tertutup.

"Akhirnya pemilik kafe tidak senang dengan perlakukan demikian dan berujung menembak Juang dengan airsoftgun," ungkapnya.

Atas kejadian ini, kata Sihol, pihaknya menyatakan sikap agar Kapolda Sumatera Utara mengambil langkah tegas dan terukur untuk menuntaskan kasus kekerasan dan penembakan terhadap Juang Naibaho yang merupakan warga setempat.

"Bahkan apabila terbukti, sekaligus mencopot jajaran kepolisian dan pemerintahan setempat yang diduga melakukan pembiaran atas keberadaan kafe tersebut," pungkasnya.