MEDAN- Aksi jewer Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi terhadap pelatih billiar Sumut Khoiruddin ‘Coki’ Aritonang merupakan reaksi spontan untuk menunjukkan sayangnya terhadap segenap Pahlawan Olahraga Sumut.

Reaksinya muncul untuk menguji satu komandonya para kontingen olahraga di Sumut.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Komunitas Pemuda Cinta Indonesia Bangun Indonesia Rasional dan Universal (Peci Biru), Risdianto kepada sejumlah wartawan, Jumat (31/12/2021).

Menurut Risdianto yang kerap disapa Anto ini, dalam berbagai kesempatan, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi selalu muncul dengan tata bahasa dan gesture tubuh seorang militer. Hal itu disebabkan selama puluhan tahun, Edy berkarier sebagai seorang prajurit di medan tempur, dan terakhir menjabat sebagai Pangkostrad.

“Selama tiga tahun memimpin Sumut, kami melihat Pak Edy justru menunjukkan ketegasannya dan mengajak semua untuk satu komando demi Sumut Bermartabat. Tapi, jika dipandang-pandang dari ketidaksukaan secara politik, inilah yang membuat suasana menjadi melebar. Baiknya para politisi di Sumut, yang sudah bertemu dengan Bang Coki memberikan pandangan meneduhkan, bukan memprovokasi,” katanya.

Dia berpandangan, selama kepemimpinan Edy Rahmayadi di Sumut, ada sejumlah gairah atlet olahraga, karena pada 2024 mendatang akan digelar event bergengsi di Sumut dan Aceh yakni Pekan Olah Raga Nasional (PON).
"Hal inilah yang sebenarnya kami lihat perlu satu kekuatan bersama, dalam setiap kesempatan ada kebersamaan. Jadi kami berpandangan tepuk tangan itu bukan untuk Gubernur Sumut, melainkan untuk membangun semangat kebersamaan serta pesan-pesan yang disampaikan Gubernur tak hanya satu dua kata, tapi harus runtut didengarkan dari awal sampai habis. Sehingga anggaran pembinaan atlet serta sarana prasarana benar-benar disiapkan secara penuh,” pendapatnya.

Terkait sarana dan prasarana olahraga di Sumut, Anto menyarankan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut untuk segera muncul dan menengahi polemik ini. Sebab, Kadispora inilah awal masalahnya yang belum melaporkan secara utuh tentang sarana dan prasarana di Sumut.

“Kami menyarankan, Pak Gubsu Edy harus melakukan evaluasi terhadap kinerja Kadispora Sumut,” ujarnya.

“Kami memandang, Kadispora inilah perpanjangan Gubsu di bidang olahraga, jika ada hal-hal yang terkomunikasikan, justru Kadispora inilah yang menjadi tanda tanya, apakah ikut dalam agenda politik tertentu atau untuk tujuan yang lain-lain,” kritiknya.