BANDA ACEH- Gubernur Aceh Nova Iriansyah meminta masyarakat Tanah Rencong selalu siap siaga menghadapi bencana, mengingat Aceh berada di depan patahan raksasa (megathrust) aktif. Apalagi daerah ini pernah dilanda tsunami yang mengorbankan sekira 130 ribu orang meninggal dunia di tahun 2004 silam.

Pernyataan itu disampaikan Nova dalam sambutannya pada peringatan 17 tahun tsunami melanda Aceh. Kegiatan dipusatkan di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Minggu (26/12/2021).

Peringatan tsunami dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Forkopimda Aceh, serta sejumlah masyarakat. Kegiatan digelar dengan peserta terbatas dan menerapkan protokol kesehatan.

Acara peringatan diisi dengan zikir, tausiah serta pemberian santunan ke anak yatim. Nova mengatakan peringatan terbatas dilakukan karena masih dalam situasi Covid-19.

"Kejadian tsunami 17 tahun lalu yang tidak kita sangka-sangka, telah membuka mata banyak pihak untuk terus mencari cara agar kita makin giat mengedukasi generasi penerus untuk bersiaga atas bencana yang mungkin timbul. Ikhtiar ini tak mungkin dilakukan hanya oleh Pemerintah Aceh saja," kata Nova dalam sambutannya.

Menurutnya, hal terpenting dari peringatan 17 tahun tsunami itu adalah perlunya semua pihak memetik hikmah atas musibah yang telah berlalu. Nova meminta masyarakat selalu bersiap siaga atas risiko bencana yang mungkin terjadi.

"Selayaknya tetap kita simpan dalam kesadaran dan ingatan, bahwa negeri kita berada di Jalur Cincin Api dunia. Nanggroe Aceh yang bertuah ini, berada di depan sebuah megathrust (patahan raksasa) aktif, yang setiap saat dapat saja bergerak dan menimbulkan bencana," kata Nova.

"Semoga kita kian mampu meyakinkan masyarakat, dan mengedukasi generasi muda, agar makin memahami makna 'Siaga Bencana, Tangguh Bersama'," tutur Nova.

Nova menjelaskan pada peringatan tersebut Nova mengajak semua pihak mengenang kembali peran masyarakat dari berbagai suku bangsa dan serta komunitas internasional dalam membatu Aceh. Dia menyebut sekitar 53 negara berkontribusi pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh setelah bencana.

"Kita yakin mereka paham, bahwa kita sangat berterima kasih dan senantiasa mengingat segala kebaikan mereka. Dan kita pun dengan tulus mendoakan agar mereka senantiasa dilindungi Allah dan menerima imbalan setimpal, sesuai amal dan perbuatannya," ujar Nova.*