NIAS – Sebuah pepatah bijak mengatakan, mata adalah jendela dunia. Sebagai jendela dunia, mata harus dijaga kesehatannya karena merupakan aset yang berharga.


Kisah perjuangan sembuh dari penyakit mata ini disampikan oleh Ingati Hura, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Kabupaten Nias.

Ia mengaku betapa takutnya, ketika dokter menyampaikan ada masalah yang cukup serius difungsi matanya. Ia mengaku khawatir akan biaya operasi mata dan fungsi matanya. Namun ada sebuah kelegaan saat dirinya menjadi peserta JKN-KIS dan pengobatan ini dijamin program JKN-KIS.

Ingati menceritakan, penyakitnya ini bermula saat ia merasakan nyeri di bagian mata dan sulit untuk melihat secara fokus. Keluhan ini ia rasakan kurang lebih 3 bulan belakangan, sampai akhirnya ia memilih untuk berobat disalah satu fasilitas kesehatan di Kota Gunungsitoli.

“Tiga bulan belakangan ini, saya merasakan sakit di bagian mata. Otot mata saya terasa tegang dan nyeri saat saya memaksanya fokus. Awalnya saya pikir hanya iritasi mata biasa, sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan di Gunungsitoli, untuk memastikan kondisi ini,” terang Ingati, Senin (20/12/2021).

Ingati menceritakan bagaimana kemudahan yang dirasakannya saat berobat di fasilitas kesehatan. Administrasi yang jelas dan sistem rujukan yang tepat menjadi salah satu kemudahan yang dirasakan oleh kepala dinas di Kabupaten Nias ini.

Menurutnya, informasi yang didapatkan di kanal informasi milik BPJS Kesehatan, telah sesuai dengan praktik di lapangan. Ingati mengungkapkan bahwa dengan berbekal informasi yang tepat, akan memudahkan saat berobat.

“Saat kunjungan di fasilitas kesehatan hampir tidak ada kesulitan yang saya dapati. Kesesuaian informasi yang terdapat di kanal informasi dan rujukan yang jelas, sangat memudahkan saya dalam berobat. Setelah pemeriksaan kesehatan, akhirnya tim medis melakukan rujukan ke rumah sakit khusus mata di Kota Medan. Ada rasa khawatir, namun ada kelegaan saat saya dirujuk ke Medan, dengan harapan penyakit dimata saya akan segera selesai,” kata Ingati.

Ingati juga berbagi pegalaman tentang biaya berobat selama menjalani pengobatan penyakit mata yang dialaminya. Ia menceritakan betapa lega perasaannya saat mendengar seluruh biaya pengobatannya ditanggung oleh BPJS Kesehatan sebagai badan penyelenggara program JKN-KIS.

“Ketika berobat di rumah sakit khusus mata di Kota Medan, saya merasa kebutuhan saya diperhatikan dengan sangat baik. Diagnosa yang ditegakkan oleh dokter, ditetapkan melalui pemeriksaan yang intensif dengan tahap yang membuat saya nyaman dalam berobat. Jujur saya sangat lega untuk pengobatan ini, akhirnya saya tahu diagnosa atas penyakit saya. Tetapi di sisi lain, ada rasa khawatir bagi saya untuk biaya pengobatannya. Syukurnya, saya mendapatkan informasi dari tim medis, bahwa semua biaya telah ditanggung oleh program JKN-KIS,” ujar Ingati.

Ingati menambahkan, program ini sangat membantu seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya semua orang tanpa memandang status sosial, jelas membutuhkan program JKN-KIS. Ia menerangkan, bahwa biaya pengobatan operasi mata yang dijalaninya, diprediksi mencapai angka lima puluh juta rupiah. Tetapi berkat program JKN-KIS yang diikutinya, seluruh biaya pengobatan, ditanggung oleh program JKN-KIS.

“Biaya pengobatan yang besar, tidak menjadi pengambat untuk sehat. JKN-KIS hadir untuk memberi harapan bagi semua orang yang mendambakan kesehatan. Terima kasih untuk seluruh peserta JKN-KIS yang telah bergotong royong menolong sesama, termasuk saya yang telah dibantu. Saya berharap program ini dapat berlangsung secara berkesinambungan dan terus menolong sesama,” jelas Ingati sembari menutup perbincangan.