MEDAN - Apa yang sudah dibangun E-Troopers hanya datang dari Allah SWT. Bahkan, dia juga tidak menyangka dapat bantuan ini dari Yayasan Erick Thohir. Diapun hanya bisa bersyukur kepada Allah dengan telah dibangunnya Pondok Cerita Museum Perjuangan Pers. "Karena anugerah-Nya melalui teman PWI dan E-Troopers yang telah bekerja dan mahasiswa yang sudah memperbarui ruangan di museum. Saya ucapkan Alhamdulillah kepada Razi (Area Manager E-Troopers Sumut) dan teman teman yang sudah menyiapkan pondok cerita ini selama 10 hari," ujar Pendiri Museum Perjuangan Pers, H Muhammad TWH saat serah terima Pondok Cerita yang dibangun Yayasan Erick Thohir, Jumat (10/12/2021). 
 
Dengan rasa haru, wartawan senior dan juga veteran ini menuturkan, museum perjuangan pers ini merupakan rumah pribadi dan selama ini dibiayainya dari hasil uang sewa rumahnya di Komplek Wartawan. 
 
"Mudah mudahan apa yang sudah kami lakukan ini, bukan hanya untuk hari ini saja, tapi untuk masa yang akan datang. Karena, generasi muda harus tahu perjalanan pers dan pahlawannya," paparnya. 
 
Sementara itu, Ketua PWI Sumut, Farianda Sinik atas nama PWI mengapresiasi apa yang sudah dilakukan E-Troopers dengan mendirikan Pondok Cerita Museum Perjuangan Pers.
 
"Kami sangat terharu dengan anak anak muda yang punya kepedulian. Seharusnya ini kami yang lakukan, kewajiban kami, kami mengucapkan terimakasih," sebutnya. 
 
Dia juga berharap, apa yang dilakukan ini dapat balasan dari Allah dan museum akan selalu berjaya. "Karena ini sejarah, apalagi anak muda sekarang, mungkin belum tahu sejarah pers. Museum perjuangan pers, baru ini di Indonesia. Ini kontribusi sumbangsih Pak TWH dan sudah selayaknya pemerintah daerah lebih memperhatikannya, dibantu APBD," pintanya. 
 
Menurut Farianda, inilah pers perjuangan. Kalau ini tidak ada, mungkin kita tidak tahu. Sebab, di museum Ini lengkap perjalanan pers di Indonesia khususnya Sumatera Utara. 
 
"Ini penting dan tidak boleh dilupakan. Soekarno bilang, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Saya dari PWI mengucapkan banyak terimakasih kepada Yayasan Erick Thohir dan kiranya Pak Erick diberikan kesehatan, sukses dan semoga apa yang dicita citakan dapat terkabul," tutupnya. 
 
Di tempat yang sama, Area Manager E-Troopers Sumut, Razi Ramadhan, menceritakan asal muasal bagaimana hingga memilih Museum Perjuangan Pers sebagai titik dari social healing yang akan dibangun. 
 
"Awalnya saya lihat di media, saya cari tahu apa kira kira yang dibutuhkan di museum ini, seminggu juga sempat terkendala, karena kita tidak tahu apa yang mau dibuat. Sampai sampai Pak TWH menelpon saya, 'Gimana, jadinya?'. Jadi Pak, saya bilang. Setelah kita tahu akan buat pondok cerita, kita kendala juga dengan tukang, sampai 5 kali kita ganti tukang untuk mengerjakan ini," jelasnya.
 
Akhirnya, setelah melalui dinamika yang ada dan dibantu dengan mahasiswa untuk melakukan pengecatan, akhirnya 10 hari pengerjaan pondok cerita ini dapat diselesaikan juga. 
 
"Kami juga mengucapkan terimakasih dan memohon maaf bila ada salah kata maupun perbuatan selama proses pembangunan pondok cerita ini," tutupnya. 
 
Serah terima pembuatan pondok cerita museum perjuangan pers di Jalan Sei Alas tepatnya di kediaman wartawan senior, H Muhammad TWH, dihadiri juga sejumlah pengurus PWI dan juga wartawan senior, Roni Simon.