MEDAN - Komunitas Siaga Bencana (Kogana) Sumatera Utara (Sumut) meminta kinerja Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk dievaluasi.

Pasalnya, PVMBG yang memiliki peralatan canggih dan sumberdaya manusia (SDM) serta anggaran memadai tetapi tidak mampu bekerja secara profesional dalam penanganan serta pencegahan bencana, dalam hal ini erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Penegasan itu disampaikan Ketua Kogana Sumut, Benny Yudi Purnama menanggapi ketidakprofesionalan PVMBG dalam melaksanakan tugasnya.

"Menyoal tentang Gunung Semeru, PVMBG layak dituntut oleh masyarakat atau Aliansi Pemerhati Bencana karena kelalaian mereka selaku ahli dalam pemantauan dan kajian tentang bencana tetapi mereka tidak memberikan peringatan dini sejak jauh hari," tegas Benny di Medan, Kamis (9/12/2021).

Lebih lanjut dijelaskannya, terhitung sejak tanggal 1 dan 2 Desember 2021, Gunung Semeru telah mengeluarkan lahar pijar secara visual.

"Namun diseminasi untuk mengevakuasi desa atau warga yang berdampak tidak dilakukan. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya warga yang terjebak dan hingga saat ini korban terus meningkat," jelasnya.

Padahal sebutnya, PVMBG yang merupakan lembaga di bawah Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) itu punya alat pemantau, selain seismograf dan visual camera survilence.

"Tekhnologi zaman sekarang sudah tinggi. 4,0 bahkan 5,0. Namun masih terkesan primitif. Berkaitan dengan itu, Kogana secara tegas meminta kinerja PVMBG dievaluasi. Sebab, ketidakprofesionalan orang-orang di situ sangat fatal dampaknya," sebut Benny seraya mengungkapkan kekesalannya.

Sementara tegas Benny, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang notabene leading sektor dalam penanganan bencana seolah enggan menyuarakan keluhan atas ketidakprofesionalan PVMBG tersebut.

"Karena alasan satu dan lain hal, BPBD selaku leading sektoral penanggulangan bencana tampak kurang berani menyuarakan evaluasi. Oleh karena itu, rakyat atau komunitas pemerhati siaga bencana mari bersama-sama untuk menyomasi PVMBG agar anggaran negara untuk bencana lebih efisien," tegasnya.

Selain itu, Benny juga meminta SDM yang unggul dan mumpuni ditempatkan di bidang kebencanaan.

"Terlebih ada stigma bahwa BPBD dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah 'tempat buangan' para eselon atau pejabat pemerintahan. Untuk itu, Kogana dan aliansi-aliansi pemerhati bencana harus membuang jauh-jauh stigma tersebut dan meminta SDM terbaik ditempatkan di bidang kebencanaan ini," pintanya.

Sekaitan dengan itu, kata Benny, untuk mengatasi hal tersebut, Kogana mengimbau kepada BPBD Sumut agar segera melakukan evaluasi dan membuat kajian bersama instansi terkait, termasuk melibatkan pemerhati bencana.

"Kita tidak mau ini terjadi lagi. Apalagi di Sumut, ada Gunung Sinabung dan Sibayak. Maka, sekali lagi, Kogana meminta untuk segera dilakukan evaluasi kinerja penanganan bencana, terlebih PVMBG," pungkasnya.