MEDAN -  Gelaran Pasar Lelang Komoditi yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Utara (Sumut) di tiga kabupaten mendapat respon positif. Selama pelaksanaan even ini, tercatat transaksi mencapai Rp550 juta. Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumut Barita Sihite, Rabu (8/12/2021) menyebutkan pada pelaksanaan pasar lelang perdana yang digelar di tiga kabupaten masing-masing, Tapanuli Utara, Toba, dan Dairi, berjalan lancar.

Adapun transaksi untuk Kabupaten Tapanuli Utara sebesar Rp291 juta untuk 9 komoditas, Kabupaten Karo sebesar Rp138 juta untuk 3 komoditas, dan Kabupaten Dairi sebesar Rp122 juta untuk 5 komoditas.

"Adapun komoditas paling banyak diminati yaitu kulit manis yang terjual hingga puluhan kilogram saat pelaksanaan pasar lelang ini," kata Barita.

Selain itu, lanjut Barita, ada banyak permintaan juga dari luar Sumut saat gelaran Pasar Lelang Komoditas di Kabupaten Dairi yakni dari Batam, Jakarta dan Jambi melalui virtual zoom.

"Jadi mereka sangat tertarik dengan produk hasil pertanian dari Dairi. Sebanyak 30 komoditas saat itu dan yang ditawar pembeli ada lima komoditas yakni asam gelugur, kemiri, kulit manis, pinang, dan Gambir.  Terkait permintaan komoditi pinang dan gambir masih ada negosiasi tentang kualitas kedepannya. Kita juga sudah fasilitas untuk pertemukan, si pembeli dari Batam ini minta kualifikasi khusus, harga ya ditawarkan masih naik pun tak masalah asal kualitas baik," jelasnya.

Diakui Barita, pelaksanaan pasar lelang yang perdana dilakukan ini masih banyak memiliki kekurangan dan perlu ada evaluasi untuk pelaksanaan ke depannya.

"Masih sedikitnya komoditas yang terjual ini lantaran masih ada para penjual yang menjual dengan harga sama dengan harga pasar, bukan harga dari tingkat petani. Jadi otomatis para pembeli berpikiran ngapain beli di lelang kalau harga sama saja. Nah, untuk ini kita harapkan nanti perlu sosialisasi ke masyarakat, kelompok tani baik itu asosiasi yang terlibat untuk petani dan ini yang perlu kita tingkatkan di tanah Karo," bebernya.

Adapun target utama dalam pelaksanaan pasar lelang ini ditujukan untuk membantu para petani daerah agar dapat mempersingkat transaksi pembelian langsung ke pembeli.

"Harga petani yang melakukan penanaman hingga berbulan-bulan ini bisa sama dengan hasil yang didapat pengepul dalam satu hari. Bahkan harganya bisa lebih tinggi, nah disini kita bantu para petani agar lebih mudah terhubung langsung ke pembeli dan mendapat harga yang wajar," ujarnya.

Selain itu, Barita juga berharap agar pelaksanaan pasar lelang komoditas ini harus lebih dominan untuk pembeli yang berada di luar daerah. 

Disisi lain, pelaksanaan pasar lelang komoditas ini juga tak terlepas dari sinergitas dari pemerintah daerah yang turut membantu kelancaran acara.

Dikatakan Barita, pelaksanaan pasar lelang komoditas ini sudah ada pembagian tugas diantaranya Dinas Pertanian mendatangkan petani dan kelompok tani dan penyuluh pertanian sedangkan Disperindag mendapatkan tugas mendatangkan pembeli.

"Tugas kita masih berat dan panjang. Kedepannya kita masih menganalisa dan berdiskusi dengan kabupaten yang melaksanakannya. Perlu lagi sinergi antara dinas terkait," pungkasnya.