JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah tidak memakai istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 pada masa libur Natal dan tahun baru (Nataru). Apalagi dunia mengakui Indonesia, secara nasional, saat ini berada di level 1.

Tito menjelaskan level di setiap daerah berbeda-beda. Dia menyebut pemerintah menetapkan level PPKM berdasarkan asesmen di setiap daerah.

"Tolong hindari bahasa (PPKM) level 3. Kenapa? Karena tidak semua daerah itu sama tingkat kerawanan pandemi covid-nya, tidak semua daerah sama," kata Tito dalam keterangan tertulis, Rabu (8/12/2021).

Tito menyampaikan Indonesia, secara nasional, saat ini berada di level 1. Hal itu diketahui dari jumlah kasus konfirmasi dan keterisian rumah sakit (BOR) yang terkendali.

Mantan Kapolri itu berkata Presiden Joko Widodo juga telah meminta peniadaan PPKM Level 3 secara nasional. Hal itu telah diputuskan dalam rapat terbatas awal pekan ini.

"Kita bersyukur atas itu sehingga Bapak Presiden memberikan arahan agar kita tidak menerapkan (PPKM) level 3, tapi membuat pengaturan spesifik mengenai antisipasi atau penanganan penanggulangan pandemi Covid-19 di masa Nataru," ujar Tito.

Dalam kesempatan itu, Tito juga menjawab kritik publik soal kebijakan penanganan pandemi Covid-19 yang berubah-ubah. Dia menegaskan pemerintah beradaptasi dengan keadaan yang dinamis.

"Kita tidak bisa konsisten membuat pengaturan pandemi Covid ini karena yang kita hadapi situasi dinamis. Dinamikanya bukan mingguan sebetulnya, harian, bahkan jam, tapi kita mengaturnya mingguan sehingga perubahan pengaturan sudah kita lakukan berkali-kali sejak awal pandemi," tutur Tito.

Sebelumnya, pemerintah membatalkan rencana penerapan PPKM Level 3 di seluruh wilayah saat masa libur Natal dan tahun baru. Keputusan itu merevisi kebijakan yang telah dituang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2021.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pembatalan merujuk pada kondisi pandemi di Indonesia. Menurut Luhut, Indonesia lebih siap mengantisipasi masa libur akhir tahun dari segi tes, telusur, dan vaksinasi.*