TAPSEL - Sejumlah petani di Kecamatan Angkola Muaratais Kabupaten Tapanuli Selatan, mengeluhkan tingginya kenaikan harga pupuk, baik subsidi pemerintah maupun non subsidi. Kenaikan harga pupuk di kalangan petani sebulan terakhir melonjak 60 hingga 100 persen. "Mahal pupuk sekarang, macam pupuk urea yang subsidi sekarang udah 200 ribu satu zak, Ampunlah," ujar M Harahap, petani padi sawah di Desa Sipangko Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan saat dijumpai Minggu (14/11/2021).

Lebih jauh M. Harahap menyampaikan, untuk pupuk urea subsidi pemerintah, biasanya mereka membeli Rp140 ribu per zak ukuran 50 kg ke kelompok tani, namun saat ini naik menjadi 200 ribu rupiah.

Harga pupuk non subsidi juga melambung tinggi di kalangan pengecer. Seperti Pupuk NPK Komplit naik Rp3 ribu per kilogram dari Rp13 ribu menjadi Rp 16 ribu. Pupuk NPK dari Rp10 ribu menjadi Rp14 ribu perkilogram. NPK naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp14 ribu perkilogram.

Kenaikan harga tertinggi terjadi pada Pupuk KCL, naik 100 persen dari 7 ribu rupiah menjadi 14 ribu rupiah perkilogram. Sementara Pupuk Hamaphos naik dari Rp8 ribu menjadi Rp13 ribu per kilogram.

"Kenaikan harga pupuk ini rasanya tidak sesuai dengan hasil panen kami. Pupuk makin mahal sementara hasil tani kami, seperti kacang dan sayur sayuran tidak naik." ujar Pendi Lubis petani sayur sayuran.

Selain kenaikan harga pupuk, petani juga masih mengeluhkan harga obat obatan pertanian lainnya yang naik. Seperti racun rumput dengan merek Sapu Bersih dan Sidapos naik dari Rp65 ribu menjadi Rp 90 ribu per botol.

Para petani di Kecamatan Angkola Muaratais Kabupaten Tapanuli Selatan ini berharap agar pemerintah bisa mengendalikan harga pupuk sehingga petani bisa diuntungkan.