LHOKSEUMAWE – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lhokseumawe saat ini gencar memperkenalkan program kemandirian ekonomi pondok pesantren berbasis digital farming, alasannya disamping belajar, para santri mampu mengelola sektor pertanian lewat bantuan berbasis digital agroteknologi. Sebagai pilot project pertanian berbasis digital farming dilakukan oleh KPw BI Lhokseumawe dengan komoditas terpilih jenis jeruk madu dikembangkan di Pondok Pesantren Nurusl Islam Desa Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kecamatan Bener Meriah.
 
Dalam kesempatan itu, Kepala KPw BI Lhokseumawe Yukon Afrinaldo, didamping unsur Muspika Kecamatan Pintu Rime Gayo melakukan panen jeruk madu dengan metode digital farming.
 
“Program metode digital farming akan terus ditingkatkan, serta diharapkan akan semakin membangkitkan kemandirian ekonomi pondok pesantren khususnya diwilayah kerja KPw BI Lhokseumawe. Program kemandirian pesantren yang dilakukan secara nasional diharapkan dapat membentuk pondok pesantren yang mampu mencetak wirausahawan handal dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya, Kamis (28/10/2021).
 
Pondok Pesantren Nurul Islam Desa Blang Rakal Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah melakukan panen jeruk madu dengan metode digital farming pada 27 Oktober 2021. Adapun panen ini sebagai kelanjutan program kemandirian ekonomi pesantren berbasis digital farming di bawah pembinaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah.
 
Program ini merupakan pilot project pertanian berbasis digital yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe dengan komoditas terpilih yaitu jeruk madu. Adapun digitalisasi pertanian yang dilakukan yaitu berupa pemberian bantuan peralatan sensor tanah dan cuaca serta peralatan automatic drip irrigation (pengairan dan pemupukan otomatis). Proram ini sendiri dilakukan pada demplot kebun jeruk seluas 1 hektar yang berada dalam kawasan Ponpes Nurul Islam.
 
Melalui penerapan program ini, diharapkan akan semakin mempermudah proses budidaya pertanian yang dilakukan oleh pondok pesantren dan juga akan meningkatkan hasil produksi pertanian. Dengan adanya peralatan tersebut, monitoring kondisi tanah, cuaca, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman dapat dilakukan lebih mudah sehingga penanganan yang perlu dilakukan terhadap tanaman dapat dilakukan lebih tepat.