TAKENGON - Puluhan penggemar motor (biker) melakukan touring dari Medan  ke Takengon (Aceh Tengah). Mereka meninggalkan Medan sejak Sabtu subuh (16/10/2021), dengan diikuti 26 biker. Setelah 11 jam berkendara mereka mesti berjuang  melintasi 5 titik longsor di wilayah Bener Meriah, bahkan disambut kabut tebal serta hujan deras di kabupaten yang bertetangga dengan Aceh Tengah (Takengon) ini. Hujan deras tentu membuat dataran tinnggi Bener Meriah menjadi semakin dingin, tapi para biker dari SEGA Touring Club tak surut. Mereka terus menggeber motor masing-masing meski dengan ekstra hati-hati, apalagi kabut tebal yang turun ke jalan menutupi pandangan. Dua mobil ikut memandu dan menjaga para biker selama touring.

"Pandangan sempat tinggal 10 meter saja, tapi kawan-kawan bisa melaluinya dengan safety," kata Jansen, yang berada di satu mobil pemandu. Dia kagum dengan stamina dan semangat para biker, apalagi di antara mereka ada yang berusia hampir 60 tahun.

Saat memasuki Kabupaten Aceh Tengah kala maghrib, justru tak ada hujan sama sekali. Barulah di Takengon (Ibukota Aceh Tengah) turun rintik-rintik hujan tapi sekejap saja.

Semua biker merasa puas dengan perjalanan sejauh 452 kilometer ini, meski melelahkan. "Touring kali ini mantap," kata Riki, seorang biker, sanbil mengacungkan dua jempol tangan. Para biker lain memberikan isyarat yang sama dengan Riki. Mereka benar-benar puas.

Para biker SEGA Touring Club (STC) yang dipimpin Acuan menikmati suasana Takengon dengan menginap di Hotel Renggali. Hotel legendaris ini berada persis di tepi Danau Lut Tawar nan indah. "Aman semua, kan?" kata Acuan menyapa semua biker setiba di lobi hotel, yang disambut dengan dua jempol.

Anthony Limtan, humas STC mengemukakan, touring kali ini merupakan episode ke-6, dimana pada episode sebelumnya dilakukan perjalanan ke berbagai destinasi wisata di Sumatera Utara, seperti Simalem, Sibea-bea dan lainnya. "Baru kali ini kami touring keluar dari Sumut, mudah-mudahan touring berikutnya bisa ke Sabang atau provinsi tetangga lainnya, misalnya ke Sumbar," ugkapnya.

Dia mengemukakan kegiatan touring dilakukan untuk membantu perkenalkan destinasi wisata lokal di Sumut dan provinsi tetangga, selain mengatasi kejemuan di kalangan anggota STC akibat pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun terakhir.

Anthony mengemukakan pula touring Medan-Takengon akan mengambil rute pulang ke Medan dengan menerobos keteduhan hutan pegunungan sepanjang Takengon-Blangkejeran-Kutacane hingga Berastagi (Tanah Karo).

Menurutnya, rute pulang itu memang lebih ringkas, cuma 440 kilometer, namun mungkin waktu perjalanannya lebih lama karena melintasi pegunungan yang penuh kelokan dan pendakian. Rute ini sangat indah dan keren, karena itu dipilih untuk jalan pulang kembali ke Medan.

"Tapi sebelum pulang lewat rute itu, kami ingin menikmati keindahan Danau Lut Tawar serta tempat menarik lainnya di Takengon terlebih dulu," jelas Anthony.*