LHOKSEUMAWE – Kawasan sentra padi di Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara dengan luas area sekitar 1.000 hektar lebih mulai panen raya, bahkan sejumlah warga mulai kerahkan mesin perontok untuk memudahkan petani merontokan padi. Ada juga sebagian petani memanfaatkan mesin combine, alasannya lebih efektif dan berbiaya murah, hanya saja ada sebagian sawah letaknya ditengah area sawah dan berlumpur agak dalam sehingga menyulitkan mesin combine masuk.
Sebagian petani mengeluh saat musim panen sekarang, pasalnya hama tikus banyak merusak padi milik petani.

“Hampir rata tanaman padi milik petani di Kecamatan Muara Batu diserang oleh hama tikus, sudah dibasmi namun hama tikus tetap saja ada,” kata salah seorang petani Bisrun, kepada www.gosumut.com, Senin (11/10/2021).

Saat ini sebagian padi milik petani ada yang sudah siap dipanen dan ada juga yang belum.

“Insya Allah dalam bulan Oktober ini sudah bisa dilakukan panen serentak karena padi sudah menguning dan siap panen,” katanya.

Selain itu, petani berharap saat panen raya tiba diharapkan harga gabah meningkat, paling tidak bisa diatas Rp 5.000 per kg, soalnya bila panen raya tiba harga gabah anjlok.

“Makanya kita berharap pemerintah daerah ikut interfensi saat harga gabah anjlok, karena biaya yang dikeluarkan untuk tanam padi juga mahal, terlebih jika pupuk langka, sudah dipastikan harag pupuk jadi mahal, begitu juga upah tenaga kerja,” timpal petani lainnya Fauzi.

Oleh karena itu, para petani padi minta kepada pemerintah daerah, tetap memonitor harga padi dipasar.

“Petani berharap harga gabah bisa mencapai diatas Rp 5.000 per kg, tidak seperti selama ini jika panen raya gabah harganya turun drastis bahkan tinggal Rp 4.500 per kg. gabah yang siap dipanen mau tidak mau harus segera dijual, karena petani butuh uang, terutama biaya garap sawah, pupuk dan upah tenaga kerja, jika tidak langsung kita jual dengan apa kita membayar biaya-biaya tadi,” jelasnya.

Selama ini, petani padi tidak langsung membayar cash semua kebutuhan yang diperlukan diswah, seperti pupuk, garap sawah dari  mulai bajak sampai tanam.

“Semua dibayar saat panen tiba, sehingga setiap panen gabah langsung dijual, paling disisakan beberapa karung saja untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.