PALAS - Petani sayur mayur di Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padanglawas (Palas) lesu. Pasalnya, harga jual terong ungu dipasaran sejak dua pekan terakhir ini merosot tajam dari Rp 7.500 menjadi Rp 4.500 per kg.

Merosotnya harga jual terong ungu ditingkat penampung Kecamatan dan Kabupaten berdampak pada ekonomi petani menjadi berkurang. Sehingga biaya perawatan kebun menjadi terkendala.

Salah seorang petani terong, Aman Parapat ditemui di Kecamatan Ulu Barumun, Selasa (28/9/2021) usai memanen terong dikebunnya mengatakan, menurunnya harga terong ungu ini diprediksi akibat lesunya daya beli masyarakat sebagai imbas pandemi Covid-19.

Tentu hal ini menyebabkan para agen penampung terong ungu mengurangi permitaan pesanan kepada petani karena kurangnya minat beli masyarakat terhadap terong ungu.

"Dengan berkurangnya permintaan pasar berdampak merosotnya harga terong ungu yang selama ini harganya Rp 7.500, turun dratis menjadi Rp 4.500 per kg," ungkap Aman dengan nada lemas.

"Kami para petani terong, mulai lemas karena kondisi harga yang kurang yang tidak stabil berdampak berkurangnya pendapatan ekonomi petani sehingga biaya untuk perawatan kebun saja sudah tidak tertutupi saat ini," sambungnya.

Ia pun berharap panen ke depannya harga terong ungu kembali membaik. Agar petani tidak merugi dan kembali bergairah serta dapat mencukupi untuk kebutuhan keluarga dan perawatan kebun.

Untuk hasil produksi petani terong ungu di kecamatan Ulu Barumun saat ini, sambungnya sedang neningkat namun harganya jauh merosot. Sehingga harus dijual dengan harga semurah mungkin agar tidak busuk dan rusak.

Aman mencontohkan, dari lokasi lahan pertanian miliknya, hasil panen perdana awalnya sekitar 30 kg, namun hasil penen kedua ini sudah mencapai sekitar 150 kg.

"Harga produksi terong ungu, tidak sebanding dengan harga jualnya sehingga terus merugi akibatnya kita petani menjadi lesu dengan terpaksa menjual harga semurah mungkin harga kerugiannnya tidak semakin bertambah," pungkasnya.