KARO - Proses pencarian korban longsor di proyek pembatas tebing dan aliran irigasi di Desa Sugihen, Kecamatan Dolat Rayat terus dilakukan, Senin (27/9/2021). Dua korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara satu korban lainnya, masih dalam proses pencarian. Kapolsek Tigapanah, AKP H. Sihotang menyebutkan saat ini proses pencarian masih dilakukan terhadap satu korban lainnya yang tertimbun longsor.

"Saat ini masih dilakukan proses pencarian terhadap satu orang korban bernama Rian," Katanya. 

Nenurutnya, Medan yang terjal dan tanah yang licin juga menjadi faktor sulitnya proses evakuasi. Selain itu lokasi kejadian juga tidak memungkinkan untuk dimasuki alat berat.  

Sementara Kepala Kantor SAR Medan, Toto Mulyono melansir CNN Indonesia, menjelaskan Longsor terjadi pada Minggu (26/9) sekitar pukul 15.08 WIB. Dalam insiden itu, awalnya, dilaporkan lima pekerja tertimbun material longsor.

Lokasi yang terjadi longsor merupakan proyek pengerjaan dan perbaikan penahan tebing dan saluran pembuangan air dari desa. Saat terjadi longsor, cuaca di lokasi tidak turun hujan namun diduga tanah labil.

Kata Toro, empat dari lima orang pekerja proyek yang menjadi korban longsor telah ditemukan dan dievakuasi.

"Saat ini empat pekerja telah ditemukan, tiga sudah meninggal dunia dan satu orang lainnya selamat. Sementara itu, satu orang lagi masih dalam pencarian," kata Toto.

Tiga orang yang ditemukan meninggal dunia antara lain Agus (22), Reza (19), Rehan (19). Sementara itu, satu korban yang belum ditemukan dan masih dalam pencarian yakni Rian (21).

"Seluruh korban merupakan warga Tanah Seribu Binjai," katanya.

Menurutnya, saat ini, Tim SAR gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian satu pekerja yang masih tertimbun longsor.

Sementara, BPBD menyebutkan bahwa lokasi terdampak longsor pernah mengalami kejadian serupa sebelumnya pada tahun lalu sehingga pemerintah daerah membangun dinding penahan sepanjang sisi jalan yang rawan longsor.

Kabupaten Karo termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 17 kecamatan berada pada potensi tersebut, termasuk salah satunya Kecamatan Dolat Rayat. Luas bahaya di sejumlah kecamatan tersebut mencapai 104.800 hektar.

Analisis dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mencatat sejumlah wilayah dengan potensi Gerakan tanah menengah hingga tinggi. Wilayah dengan potensi ini teridentifikasi di Kecamatan Barusjahe, Berastagi, Dolat Rayat, Juhar, Laubeleng, Mardingding, Merdeka, Merek, Namanteran, Payung, Tigabinanga dan Tiganderket. Sedangkan pada kategori menengah, wilayah teridentifikasi yaitu Kecamatan Kabanjahe, Kutabuluh, Simpang Empat dan Tigapanah.

Sementara itu, pantauan peringatan dini cuaca BMKG menyebutkan bahwa wilayah Sumatra Utara berpeluang hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada 27 - 28 September 2021. Pantauan potensi hujan di tingkat kecamatan mencatat wilayah Dolat Rayat berpotensi hujan ringan hingga sedang pada hari ini (27/9). Pada sore hingga malam, sekitar pukul 22.00 WIB, wilayah ini berpotensi hujan dengan intensitas sedang.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, salah satunya tanah longsor. Warga bersama anggota masyarakat lain dapat melakukan pemantauan bersama di lapangan, khususnya mengidentifikasi potensi gerakan tanah. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan perlu untuk ditingkatkan, khususnya di saat musim hujan. Hujan lebat dan berdurasi lama dapat memicu terjadinya gerakan tanah dan berujung tanah longsor.