KUALASIMPANG - Klinik Pantun Nusantara (KPN), sebuah lembaga yang memiliki jaringan di lima negara serumpun melayu menjadikan Ghazy Khairan Taqy (11) sebagai anggota kehormatan. Pengangkatan Taqy ini dilakukan, saat pengurus KPN berkunjung ke Aceh Tamiang khusus untuk bertemu dan memberikan apresiasi kepada Taqy, Rabu (22/9/2021).
 
Rombongan yang datang dari Medan ini disambut Bupati Aceh Tamiang, Mursil di ruang kerjanya.
 
"Ananda Taqy merupakan aset yang harus dikembangkan, demi menjaga warisan budaya kita tetap ada," kata pendiri KPN, dr Umar Zein didampingi beberapa pegiat seni, di antaranya Kamaluddin Nasution dan Raudha Jambak.
 
Umar Zein menjelaskan, kehadiran Taqy di KPN diharapkan bisa menjadi motivasi generasi muda lain untuk mengenal sejarah dan budaya, terlebih pantun yang memiliki kearifan lokal.
 
Umar bersama teman-temannya, saat ini sedang mencoba mengumpulkan pantun khas daerah untuk dikumpulkan dalam sebuah buku.
 
"Seni sastra kita hari ini telah terkikis zaman, padahal ini sangat penting karena menjadi bagian dari sejarah Indonesia," lanjut Umar Zein.
 
Raudha Jambak menimpali, dirinya tidak bisa memaklumi rendahnya minat generasi muda mendalami bidang sejarah dan lebih condong mencintai budaya asing.
 
"Ikuti zamanmu, tapi jangan tinggalkan budayamu karena itu akan menjadi identitas diri," pesannya untuk generasi muda.
 
Bupati Aceh Tamiang, Mursil sepakat kalau minat sejarah dan budaya generasi muda di Indonesia sudah sangat memudar.
 
Mursil pun mengaku, prihatin dengan kondisi saat ini tingginya minat remaja menonton sinetron dibanding memperdalam ilmu pengetahuan.
 
"Dulu kegiatan sejarah itu bisa digelar bermalam-malam, satu kisah bisa mencapai 20 babak. Sekarang anak-anak lebih suka nonton sinetron," ungkapnya.
 
Diakuinya, dibutuhkan anggaran besar untuk mengoptimalkan nilai sejarah di setiap daerah dan anggaran di tingkat kabupaten tidak akan memadai. 
 
 Baca juga: VIDEO Bersaing dengan Empat Negara, Murid SD di Aceh Tamiang Berhasil Juara Pantun Internasional
 
"Mesti didukung pemerintah provinsi atau sekalian pemerintah pusat, karena ini berkaitan dengan kajian dan penelitan," ungkapnya.
 
Dalam pertemuan itu, KPN menyerahkan piagam penghargaan dan bonus uang tunai kepada Taqy yang hadir didampingi ayahnya, Kepala SDN I Sungai Liput dan dua guru.
 
Pertemuan yang berlangsung lebih satu jam itu, sempat diwarnai aksi berbalas pantun antara Taqy dan pengurus KPN yang hadir.
 
Diketahui Ghazy Khairan Taqy, murid SD kelas VI Negeri I Sungai Liput, Aceh Tamiang memenangi Pentas dan Apresiasi Seni Festival Pantun Pendidikan Negeri Serumpun (FPPNS) 2021 yang dilangsungkan di Malaysia.
 
Pemenang kejuaraan ini diumumkan dari Malaysia secara daring pada 4 Septermber lalu.
 
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang, Bambang Sepriyanto menjelaskan kejuaraan pantun internasional ini diikuti sekira 400 murid dari empat negara, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Indonesia.
 
Bambang mengatakan, Taqy merupakan satu-satunya murid asal Indonesia yang meraih prestasi di kejuaraan ini.
 
"Alhamdulillah ini merupakan kebanggaan Indonesia," kata Bambang. (*)