LHOKSEUMAWE - Teknologi pompa air (Ramfam) yang dikembangkan kelompok tani dalam wadah Koperasi Tualang Lestari, berhasil memenuhi kebutuhan air bersih untuk dua pondok pesantren.

Keduanya, Pondok Pesantren Daarut Thalibin dengan jumlah santri 1.200 orang dan Pondok di Desa Keutapang, Kecamatan Nisam dan Pondok Pesantren Babut Thalibin jumlah santri 300 orang di Desa Cot Mambung Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara.

Selama ini dua Pesantren tersebut mengkonsumsi air tidak layak, karena air yang disedot melalui sumur bor berwarna kuning selama 40 tahun. Namun setelah ditemukan teknologi pompa air tanpa listrik itu, mampu memenuhi kebutuhan para santri dan airnya tidak pernah kering.

Bahkan tidak hanya untuk kebutuhan Pondok pesantren, areal pertanian milik Koperasi Tualang Lestari seluas 8 hektar di Desa Blang Poroh seluruh kebutuhan air bersumber dari pompa tanpa listrik itu.

"Dulu untuk Pondok Pesantren untuk membuat sumur bor bisa menghabiskan dana sekitar Rp20 juta sampai Rp35 juta, sedangkan jumlah sumur bor sebanyak 19 sumur, Alhamdulillah sekarang tidak lagi digunakan setelah ada pompa air tanpa listrik itu, " ungkap Ketua Koperasi Tualang Lestari, Taufik Helmi, Senin (20/9/2021).

Sumber air, kata Taufik berasal dari alur parit Blang Poroh dari pegunungan, sehingga airnya cukup jernih dan layak konsumsi.

"Artinya 3 desa sudah teratasi untuk kebutuhan air bersih, bahkan hasil swadaya masyarakat berhasil menyalurkan pipa sepanjang 15 km ke komplek Pesantren Daruut Thalibin, begitu juga untuk pesantren Babut Thalibin, " jelasnya.

Sedangkan untuk kebutuhan air di kebun milik Koperasi Tualang Lestari juga teratasi. Luas areal sekitar 8 hektar yang ditanami berbagai tanaman dan perternakan sapi dan ayam, bahkan tempat penampungan air untuk disalurkan ke kawasan pertanian dimanfaatkan untuk budidaya ikan," urai Taufik.