LHOKSEUMAWE – Puluhan hektar padi milik petani di Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara terancam digulung luapan sungai buloh, padahal padi tersebut rata-rata baru ditanam sebulan lalu. Tanda-tanda luapan sungai buloh sudah mulai tampak, karena debit air semakin meninggi, karena diguyur hujan terus menerus, sedangkan embung Lhok Gajah sebagai tempat penambungan air, agaknya tidak mampu menampung debit air yang semakin tinggi itu, soalnya areal waduk dengan luas sekitar 20 hektar belum semuanya dikeruk, karena terjadi sedimentasi.

Sejumlah petani padi sudah mulai ketar-ketir, jika sewaktu-waktu sungai buloh meluap, sudah dipastikan petani bakalan gagal panen. Ada beberapa tanaman padi yang sudah mulai terimbas luapan sungai buloh itu seperti pemukiman Buloh Blang Ara dan keude Kreung yang terdiri dari beberapa gampong seperti Gampong Bayu, Blang Ado, Gampong Krueng Seunong dan Keude Krueng.

Salah seorang warga, Jailani SH yang juga mantan anggota DPRK Aceh Utara itu, Jum’at (17/9) mengatakan sebenarnya untuk mengantisipasi luapan sungai buloh itu, sudah dibangun embung Lhok Gajah dengan luas areal sekitar 20 hektar.

"Namun hingga saat ini belum berfungsi maksimal, karena masih banyak kawasan di lokasi waduk itu terjadi pendangkalan dan perlu dikeruk, sehingga jiga terjadi luapan air sungai buloh waduk tersebut tidak mampu menambung, alhasil sudah dipastikan luapan air akan mengenangi sawah-sawah petani dan tidak menutup kemungkinan akan merendam rumah-rumah penduduk,” ungkapnya.

Kondisi ini, urai Jailani, jika tidak segera ditangani Pemerintah Aceh Utara akan berdampak serius bagi pertanian masyarakat terutama petani padi.

"Karena sudah menjadi langganan banjir dikawasan Kecamatan Kuta Makmur akibat luapan sungai buloh, dan yang paling parah petani sudah dipastikan sering gagal panen, karena padi terendam," sebutnya.