MEDAN -  Simpang jodoh merupakan kawasan persimpangan Jalan Besar Tembung dengan Jalan Pasar 7. Di simpang tersebut terdapat penjual rujak yang sudah ada sejak tahun 1950-an dan turun-temurun, hingga menjadi salah satu kuliner khas Tembung. Sejak dulu tempat ini selalu ramai dikunjungi para remaja dengan tujuan untuk menghabiskan Sabtu malam untuk mencari hiburan saling bertemu satu sama lain dan nongkrong. Namun seiring berjalannya waktu tempat ini tidak lagi hanya di gandrungi para remaja saja namun sudah menjadi tempat favorit masyarakat Tembung dan kota Medan untuk menikmati kulinernya.

Namun saat ini pengunjung kuliner rujak simpang jodoh anjlok sejak adanya PPKM di kota Medan. Sehingga masyarakat yang ingin datang dan mencicipi rujak ini pun menjadi sulit, karena di adakan penyekatan di beberapa titik jalan. Selain itu, pemerintah juga menganjurkan agar tidak ke luar rumah untuk sementara waktu.

Muhammad Riski, salah satu pedagang  rujak kepada Gosumut pada Rabu (8/9), mengatakan saat ini penghasilannya menurun, dibandingkan kondisi biasanya.

"Untuk penghasilan kami saat ini ya sangat menurun. Apalagi setelah diterapkan PPKM ini, penjulan kami pun langsung anjlok sekali. Waktu sebelum PPKM masih lumayan lah masih ramai sikit, enggak separah sekarang ini," ungkapnya.

Sebelum ada PPKM, masih dapat meraup omset kisaran Rp.500.000 perharinya. Tapi saat ini setengahnya pun belum tentu dapat.

Dia pun berharap PPKM ini jangan di perpanjang lagi, dan kalau bisa di normalkan kembali. Sehingga pedagang mendapat penghasilan yang  layak lagi, seperti biasanya.