MEDAN - Dalam rangka mendukung pengolahan sampah di Kawasan Pariwisata Super Prioritas Danau Toba, PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) Indonesia melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) melalui program pengolahan sampah terpadu. Program ini terdiri dari Training of Trainer kepada 50 guru Sekolah Dasar di Kabupaten Toba, Pengolahan sampah melalui program Bank sampah, pengolahan sampah organic, pemberdayaan masyarakat dan teknologi incinerator untuk menyelesaikan sampah residu sehingga dapat terwujud percontohan Kawasan nol sampah ke TPA.

Program ini dilaksanakan di Kabupaten Toba dengan pilot project Kecamatan Balige. Diharapkan program ini bisa diduplikasi di kecamatan - kecamatan lain di seluruh Kabupaten Toba.

"Tujuan adanya program ini adalah untuk menciptakan pengelolaan sampah berbasis sirkular ekonomi sehingga dapat memberdayakan masyarakat," ujar perwakilan dari PTTEP Indonesia, Irwan Mandelis dalam siaran pers yang diterima GoSumut, Senin 6/9/2021).

Rapat evaluasi program pengolahan sampah terpadu Kabupaten Toba yang digelar di Labersa Hotel, Kamis (2/9/2021) dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Toba, Drs Audi Murphy Sitorus SH Msi, Asisten Deputi IV Bidang Pengolahan Limbah dan Sampah, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Rofi Alhanif, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Mintar Manurung, Kepala Dinas Pariwisata, John Pieter, Kepala Camat Balige Pantun Josua Pardede dan Direktur Bank Sampah Bersinar, Fei Febri.

"Melalui rapat evaluasi program ini kami mengharapkan dapat mendengar progress dan kendala selama program ini berjalan. Kami berharap dapat mendapatkan saran dan masukan agar program-program sedang dan sudah dijalankan bisa berkesinambungan dan menemukan solusi apabila terdapat kendala," ujar Irwan Mardelis.

Direktur Bank Sampah Bersinar yang melakukan program pendampingan pengolahan sampah dalam kesempatan tersebut memaparkan target yang telah tercapai selama berjalannya program. Saat ini diberikan pendampingan terhadap Bank Sampah Induk IAS Toba dan mengedukasi lebih dari 100 titik dan telah membentuk 58 bank sampah unit di Kecamatan Balige, Tampahan dan Loguboti.

Selain itu, sudah ada tempat pengolahan pupuk organic cair menggunakan mesin hydrothermal dan budidaya maggot.

Sementara Audi Murphy Sitorus mengapresiasi program yang sudah dijalankan serta siap mendukung keberhasilan program pengolahan sampah terpadu ini.

Audi Murphy Sitorus juga berharap program ini dapat disampaikan kepada seluruh camat, kepala desa, dan kelurahan dalam meeting rutin agar dapat diduplikasi secara luas di seluruh Kabupaten Toba.

Salah satu bagian dari program CSR yang dilakukan PTTEP ini adalah pengadaan teknologi incinerator ramah lingkungan yang sudah SNI dan ter-register KLHK. Incinerator tersebut akan dimanfaatkan untuk membakar sampah medis dan sampah domestik dari tempat Isoter dan seluruh Kawasan Del. Sehingga tidak ada lagi sampah dari Kawasan IT Del yang terbuang sia2 di TPA.

"Kita memanfaatkan teknologi ramah lingkungan yang sudah tersedia, untuk menyelesaikan masalah limbah medis. Incinerator ini dapat digunakan berdasarkan relaksasi ijin dari KLHK untuk mempercepat penanganan limbah medis," ujar Asisten Deputi IV Bidang Pengolahan Limbah dan Sampah, Rofi Alhanif.

Rofi Alhanif juga mengapresiasi progres yang telah dicapai melalui program pengolahan sampah terpadu dan berharap kegiatan ini dapat diduplikasi di kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Toba dan menjadi inspirasi untuk Kota Kabupaten lainnya di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba.

Melalui program ini diharapkan Kabupaten Toba memiliki contoh pengolahan sampah terpadu, dengan menguatkan edukasi pemilahan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, penerapan ekonomi sirkular dan tuntas sampah di Kawasan, serta mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Selain itu, untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat, sejak Agustus lalu mengadakan kompetisi Toba Recycle and Agribusiness Competition yaitu mencari UMKM rintisan usaha maupun ide usaha di bidang daur ulang dan agribisnis.

PTTEP Indonesia melalui program ini telah menyiapkan total hadiah sebesar Rp 60 juta untuk 10 pemenang serta pelatihan dan pendampingan usaha agar bisa mandiri dan berkelanjutan.