DELISERDANG - Dua kelompok tani di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara diedukasi pemanfaatan dan potensi tanaman jelatang. Kegiatan ini melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan dosen dari Universitas Sari Mutiara Indonesia masing-masing; Siti Maimunah S.Si.,M.Si, Zuhairiah S.Pd.,M.Si dan Ns, Amila M.Kep., Sp,Kep.MB pada dua Kelompok Tani Sekar Sari di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa dan KT Dame di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Pengabdian ini merupakan hibah dari Program Kemitraan Masyarakat dari Kemendikbud Ristek 2021. Di mana pelaksanaan kegiatannya berlangsung sejak Januari hingga September.

Siti Maimunah, S.Si., M.Si dalam keterangannya, Senin (23/8/2021) menyebutkan hasil penelitian dosen pemula tahun 2020 di Kabupaten Deli Serdang banyak ditemukan tanaman jelatang (Urtica dioica L.) Rencananya, daun jelatang ini, akan diaplikasikan pemanfaatannya kepada Kelompok Tani (KT) yang ada di Kabupaten tersebut.

Penyuluhan tanaman jelatang

Kelompok Tani Sekar Sari di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, didominasi wanita produktif sebagi petani sayur, sementara dan KT Dame di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, memiliki produk unggulan adalah sayur. Di lahan mitra ini, juga terdapat tanaman jelatang, namun keberadaannya dianggap merugikan karena jika bagian kulit yang tersentuhnya akan berbintik-bintik merah, gatal, dan panas. Sehingga tanaman jelatang ini dibasmi tanpa diperlakukan khusus karena ketidakpahaman mitra akan manfaat dan potensinya.

Padahal jika tanaman jelatang ini dikembangkan, bisa menjadi produk inovasi baru yang tepat guna, sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi kerugian bertanam sayur. Karena tanaman jelatang tidak membutuhkan biaya banyak dalam proses perawatannya sampai panen.

Sebab daun jelatang ini sebenarnya tambah Zuhairiah. S.Pd., M.Si dan Ns. Amila, M.Kep.,Sp. Kep.,MB, memiliki senyawa organik penting secara etnofarmakologi dan kandungan antioksidan di antaranya flavonoid sebagai anti-aging.

Selain itu, berdasarkan hasil skrining fitokimia di daun jelatang terdapat flavonoid, alkaloid, saponin sebagai antibakteri, antijamur, yang dapat diolah menjadi bahan pangan. Serbuk daunnya sudah dijadikan teh herbal dan yang sudah di ekstrak menjadi krim anti-aging.

Karenanya lanjut dia, melalui kegiatan program PKM, pihaknya ingin memberdayakan, menguatkan partisipasi masyarakat dalam swamedikasi, optimalisasi potensi tanaman obat daun jelatang, penyuluhan kesehatan dengan memberikan informasi mengenai khasiat dan kegunaan tanaman jelatang.

Selain itu lanjutnya, dalam program PKM ini, juga dirangkai dengan membuat teh herbal dari simplisia daun jelatang, dan formulasi sediaan krim anti-aging dari ekstrak daun jelatang untuk peningkatan nilai tambah.

Dalam kegiatan ini juga ada penyerahan pemberian alat berupa oven pengering dan handsealer.

Sementara untuk mengenalkan inovasi ini, dengan melakukan optimalisasi sosial media sebagai sarana promosi. Selain itu juga menggunakan metode pendekatan dengan menjalin kerjasama dengan mitra, instansi terkait, metode pendidikan, teknologi tepat guna, metode kesehatan dengan penyuluhan, pelatihan, pengelolaan, pelatihan pengemasan dan metode pendampingan perijinan PIRT dan Halal MUI.