KOBARAN semangat pantang mundur, pantang menyerah, kebulatan tekad untuk menang, mengubur dalam rasa takut dengan tumpahan darah menumpas penjajahan di tanah air adalah modal utama perjuangan para Pahlawan Bangsa kita hingga sukses mendeklarasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kini, sudah 76 tahun Indonesia melangkah mencicipi indahnya kemerdekaan. Dua tahun belakangan diantaranya dihadapkan dengan tantangan berat yang menyita banyak waktu, hati dan pikiran pemimpin kita Presiden Republik Indonesia, Ir H Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Prof Dr KH Ma'ruf Amin menyelamatkan 270 juta lebih jiwa di se-antero nusantara untuk kembali merdeka dari perang melawan Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disingkat dengan Covid-19.

Dengan demikian, semangat perjuangan yang menjadi sejarah terhebat para pejuang bangsa kita, hal itu sungguh patut kita jadikan sebagai refleksi membangun kebersamaan, menyalakan api semangat gotong royong, menumbuhkan optimisme membawa tanah air kita kembali menuju kehidupan normal dari ancaman pandemi Covid-19 untuk membangun Indonesia lebih baik.

Bahu-membahu, bergandengan tangan, serius dan nyata, nol kan titik tempat Corona berkembangbiak dengan mematuhi seluruh protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

Jangan biarkan ada waktu dan tempat bermain-main di sanubari kita masing-masing di tengah perjuangan bangsa kita menghadapi pagebluk kini.

Pemimpin kita sedang berjuang mati-matian menyelamatkan Negeri ini dari situasi darurat, memikirkan 270 juta jiwa lebih dari ancaman kematian dan kelaparan di tengah situasi kita kini yang sedang diambang resesi.

Sungguh tidak manusiawi bila masih ada diantara kita yang menyisakan tempat bermain-main di sanubari masing-masing.

Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI kali ini momentum untuk kita bersinergi menghentikan penyebaran Covid-19.

"Akan jauh lebih baik kita menderita sementara waktu daripada sedih berkepanjangan".

"Kita serius, Corona putus".

Protokol Kesehatan harga mati.

Kita semua masih punya tanggungjawab besar akan keberlangsungan generasi Bangsa ini.

Dunia Pendidikan kita kini turut terancam karena hal pasti pembelajaran jarak jauh tidak akan sebanding dengan pembelajaran tatap muka.

Akhirnya, sudah tanggungjawab kita bersama mengembalikan kebahagiaan generasi penerus dengan bekal pengetahuan yang mumpuni.

Ini saat yang tepat untuk kita semua mengimplementasikan peribahasa "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" didalam semboyan Bangsa kita "Bhinneka Tunggal Ika".

DIRGAHAYU KE-76 NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

INDONESIA TANGGUH
INDONESIA TUMBUH.