SAMOSIR - Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, mengalami peningkatan jumlah kasus terpapar positif Covid-19 yang signifikan. Untuk menekan penularan, unsur pimpinan kecamatan (Uspika) Simanindo akhirnya mengambil keputusan bersama dan menyetop kegiatan keagamaan. Keputusan itu diambil setelah melalui rapat terbatas dengan seluruh kepala desa, lurah dan Uspika hingga menghasilkan keputusan bersama, yakni meniadakan kegiatan keagamaan di rumah ibadah, perkumpulan ibadah do rumah jemaat, meniadakan kegiatan arisan marga hingga 31 Juli mendatang.

"Terima kasih kepada para tokoh atau pimpinan agama, tokoh masyarakat telah menaati keputusan itu. Dan hal itu kita jadikan acuan untuk kegiatan masyarakat yang bergerak di bidang restoran, warung dan perhotelan," ucap Camat Simanindo, Hans Rikardo Sidabutar, dihubungi Gosumut, Kamis (22/7/2021).

Hans membenarkan, hingga 3 hari yang lalu, angka terkonfirmasi di wilayahnya cukup tinggi. Sesuai data yang diterima dari Puskesmas Lontung yang membawahi 4 desa, yakni desa Parbalohan, Pardomuan, Huta Ginjang, dan Parmonangan, ada 4 orang yang positif.

Data dari Puskesmas Ambarita yang membawahi 8 desa, yakni desa Garoga, Ambarita, Siallagan, Unjur, Martoba, Simanindo Sakkal, Maduma, dan Marlumba, ada sebanyak 32 orang yang positif.

Untuk Puskesmas Tuk-tuk yang membawahi 3 desa dan 1 kelurahan, yakni desa Tanjungan, Tomok, Tomok Parsaoran, dan kelurahan Tuk-tuk, ada 5 orang yang positif.

Sedangkan Puskesmas Simarmata yang membawahi 5 desa, yakni desa Dosroha, Simarmata, Sihusapi, Cinta Dame, dan desa Simanindo, ada 20 orang yang terpapar positif.

Jelas Hans, penanganan yang dilakukan, terus melaksanakan penertiban atau operasi yustisi penegakan surat edaran Bupati Samosir Nomor 19 Tahun 2021 yang kemudian diperpanjang dengan surat edaran Nomor 27 Tahun 2021, dan surat edaran Nomor 556/20/Dispar-5/7/2021 tentang PPKM mikro mengenai jam operasi warung makan, cafe, restoran dan hotel.

"Disana, kita wajibkan mereka tutup pukul 20.00 Wib. Dan khusus perhotelan, kami sarankan kapasitas hanya 25 persen dari kapasitas yang ada," kata Hans.

Pihaknya, lanjut Hans, juga sudah pernah melakukan penertiban dan pembubaran pesta pernikahan.

"Bersyukur, setelah itu banyak pesta yang akhirnya diundur," ujarnya.

Sementara di pintu masuk pelabuhan dengan melalui banyak perlawanan, penjagaan dilakukan secara ketat dan langsung memulangkan pengunjung yang tidak memenuhi kelengkapan persyaratan, yaitu surat vaksin dan hasil swab negatif.

"Tetapi itulah risiko dari tugas. Banyak juga yang melawan dan tidak dapat menunjukkan bukti vaksin dan hasil swab. Kita pulangkan, tidak ada toleransi sedikitpun," terangnya.

Menurutnya, selama PPKM mikro dilakukan, kebanyakan wisatawan yang lolos masuk hanya orang Indonesia keturunan Tionghoa.

"Rata-rata yang bisa berwisata ke Samosir adalah orang Indonesia keturunan Tionghoa. Karena mereka selalu melengkapi semuanya dan sangat patuh," ungkapnya.

Lebih jauh, realisasi penggunaan dana desa sebesar 8 persen dari total anggaran dana desa yang bersumber dari APBN, disebutkan sudah terealisasi sebesar 40 persen.

"Sudah berjalan mencapai 40 persen. Bahkan ada yang sudah lebih. Dan mungkin akan ada yang lebih dari instruksi maksimal 8 persen. Contoh Desa Dosroha dengan jumlah warganya yang terpapar, sebanyak 14 orang," jelas Hans.

Berbagai kebutuhan yang sudah disalurkan kepada warga terpapar dan sedang menjalani isolasi mandiri, kata Hans, difasilitasi dengan pemberian vitamin, sayuran, buah-buahan, dan sembako secara umum berupa beras, minyak, gula dan telur.

Sementara untuk pengetatan di tingkat desa guna mempedomani instruksi Bupati Samosir agar seluruh desa segera mengaktifkan posko pencegahan, disebut sudah berjalan.

"Itu sudah berjalan dan rata-rata langsung di kantor desa masing-masing. Termasuk sudah dibentuk relawan Satgas Covid-19 desa yang rata-rata sudah punya baju pelindung diri lengkap dengan tulisan relawan desa masing-masing. Mereka sudah diberi SK oleh kepala desa," ujarnya.

Camat juga mengakui, sebelumnya masih banyak warganya yang belum percaya dengan virus Covid-19 itu. Namun seiring waktu berjalan dengan peningkatan jumlah warga terpapar dan dengan pendekatan yang dilakukan secara tegas dan humanis, akhirnya masyarakat Simanindo mulai agresif mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker.

Diungkapkan, namun untuk saat ini, khusus di wilayah Simanindo, sudah jarang ditemukan warga atau masyarakat yang menggunakan masker. Dan dari hasil operasi yustisi di pasar Simanindo hari ini, semua masyarakat telah menggunakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan.

Camat Simanindo berharap, masyarakat dengan hati yang ikhlas dan tulus dari pribadi masing-masing untuk betul-betul melaksanakan protokol kesehatan. Juga, betul-betul mendukung pemerintah dalam hal menekan laju penyebaran Covid-19.

"Kami selaku pemerintah kecamatan dan desa, bukan gagah-gagahan, tetapi untuk menjaga kesehatan masyarakat, kemaslahatan masyarakat agar kehidupan kembali normal," ucap Hans.

Diakhir, atas perhatian dan antusias masyarakat terkait vaksinasi dan hal lainnya, Camat Simanindo mengucapkan terima kasih dan berharap Covid-19 itu segera musnah dari Indonesia, Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Samosir, secara khusus Kecamatan Simanindo agar kembali ke zona hijau.