DELI SERDANG - Proyek pelebaran jalan Medan-Berastagi merupakan proyek pemerintah pusat yang bersumber dari dana APBN 2021 senilai Rp57 miliar lebih. Rencananya proyek tersebut selesai dalam waktu berkisar delapan bulan ke depan. Namun dalam pengerjaannya banyak sekali dampak yang ditimbulkan, baik dari kerusakan ekosistem, infrastruktur, serta berpotensi kecelakaan di area kerja proyek tersebut.

Anto seorang pengusaha yang hampir setiap hari melalui jl. Jamin Ginting Medan-Berastagi, mengaku titik lokasi kerja pelebaran jalan tidak disediakan lampu atau rambu-rambu. Terutama jika malam hari, apalagi di daerah tersebut merupakan kawasan hutan lindung yang sejak dulu tidak pernah ada penerangan jalan.

"Kalau malam, proyek pelebaran jalan itu gak ada lampunya, atau penandanya jadi bahaya juga," Katanya cemas, Kamis (22/7/2021).

Belum lagi saat tim www.gosumut.com melakukan pemantauan langsung ke lokasi proyek, tanah dan lumpur berhamburan di jalan yang notabenenya menikung tajam dan menanjak. Didapati beberapa truk tanki kesusahan melintasi jalan yang menanjak dan menikung tajam, ditambah dengan lumpur yang berhamburan di jalan sisa-sisa pengerjaan proyek, Rabu (23/7/2021).

Apalagi jika terjadi hujan di kawasan tersebut, sangat berbahaya bagi pengguna jalan terutama pengguna kendaraan roda dua.

Yudi, pengguna sepeda motor yang melintasi jalan tersebut mengaku khawatir, pasalnya lumpur yang berserakan di jalan hampir membuatnya jatuh.

"Hampir jatuh tadi di tikungan itu, untung masih bisa dikendalikan," katanya sambil was-was.

Merekapun berharap kepada kontraktor ataupun pihak yang berwenang untuk juga mengutamakan keselamatan pengguna jalan dengan menambah rambu-rambu, serta melakukan pengerjaan sesuai dengan SOP.