TAPUT - Sejumlah orangtua siswa SDN 173382 Sisordak, Desa Sisordak, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) mengeluh. Pasalnya, bantuan dari pemerintah melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) diduga dipotong kepala sekolah.

"Pada saat kami dipanggil ke rumah kasek untuk menerima uang itu. Dia(Red-kasek) sudah langsung memotong uang KIP, potong atas. Karena itu saya keberatan," ujar R Nababan, salah seorang orangtua siswa, yang diamini ibu-ibu lainnya.

Dan dugaan pemotongan yang dilakukan kasek tidak hanya kali ini. Namun sejak tahun 2020 dengan besaran yang bervariasi mulai dari Rp25.000 hingga Rp150.000 bagi setiap murid penerima bantuan KIP yang berjumlah 31 orang.

Memang sebutnya, sebelumnya ada kesepakatan antara orang tua murid penerima bantuan KIP untuk memberi surat kuasa, agar Kasek H Hutabarat yang mencairkan bantuan KIP dari bank. Namun tidak ada kesepakatan untuk biaya transportasi.

Dan saat dipertanyakan alasan pemotongan yang dilakukan Kasek H Hutabarat, disebutkan untuk biaya transportasi.

"Ketika itu dipertanyakan, kasek itu mengatakan untuk  biaya minyak, biaya minum," ungkap R.Nababan kembali. 


Terpisah Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 173382 Sisordak, H Hutabarat yang dikonfirmasi membantah melakukan pemotongan bantuan KIP seperti yang dituduhkan orang tua murid. Melainkan untuk biaya transportasi.

"Hanya transport, bukan pemotongan.Hanya transport," terang H Hutabarat.

Ia juga menyebutkan orang tua murid yang justru sepakat agar kasek mencairkan bantuan KIP dari Bank serta memberikan biaya transport. Akan tetapi dia juga mengakui tidak ada berita acara soal kesepakatan tersebut.

Dan karena hal itu dan sesuai petunjuk Inspektorat, sekarang ini diadakan rapat orang tua murid dalam rangka membuat surat pernyataan bahwa biaya transportasi atas musyawarah orang tua murid.

"Dan karena kami sudah di panggil inspektorat, sehingga disarankan untuk membuat surat pernyataan. Karena itulah makanya rapat ini diadakan, untuk membuat surat pernyataan bahwa itu atas musyawarah kami," terangnya.

Terkait variasi dugaan pemotongan bantuan KIP yang dituduhkan orang tua murid, Hutabarat mengaku tidak mengerti. Namun mengatakan ada bantuan sejumlah Rp225.000 dan biaya transport Rp.25.000.

"Saya tidak mengerti, makanya bervariasi. Itu karena ada Rp 225.000 dan atasnya Rp.25.000," tutup H Hutabarat.

Ditempat yang sama Ketua Komite SDN173382 Sisordak, Paruntungan Purba mengakui adanya kesepakatan musyawarah dari orang tua murid untuk memberi biaya transport bagi kasek.

"Memang tidak ada berita acaranya, tapi untuk biaya transport itu atas musyawarah orang tua murid. Dan itu dibicarakan dalam musyawarah," terang Paruntungan.

Sementara itu terpantau, sejumlah orang tua murid mengadakan rapat disalah satu ruang di sekolah tersebut.