TAPUT - Untuk menjadikan Danau Toba menjadi  sektor unggulan destinasi pariwisata Geopark, sejumlah langkah dilakukan Pemkab Tapanuli Utara(Taput) seperti penertiban kerambah ikan yang beroperasi di Danau Toba.
Keramba jaring ikan atau Keramba Jaring Apung (KJA) yang beroperasi di danau Toba wilayah Kabupaten Taput pada Desember 2019 akan dikurangi menjadi sekitar 75 petak.

"Target kita sampai Desember 2019 KJA tinggal sekitar 75 petak dari 127 petak. Namun dari pemerintah pusat target itu sampai 2023," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Taput, Longgos Pandiangan, Selasa(13/7/2021) di ruang kerjanya.

Longgos menjelaskan, dari 175 petak KJA yang dimiliki kelompok perikanan dan juga milik pribadi warga, akan dikurangi menjadi 75 petak. Nantinya ke 75 petak KJA dipusatkan dipusatkan Di Huta Lontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Taput.

"Jadi yang di pinggir pantai semua sudah disuruh bongkar, karena nanti KJA hanya di satu tempat di Huta longtung itu," tutur Kadis.

Dijelaskan Longgos sesuai dengan keputusan Gubernur Sumatera Utara, produksi ikan dari seluruh KJA untuk tujuh kabupaten sekitaran Danau Toba adalah 10.000 ton setiap tahun. Dan untuk Taput diberi target produksi 3% dari 10.000 ton.

Sedangkan bagi warga yang terdampak penertiban KJA, menurut Longgos, selain merupakan tanggung jawab semua sektor, kemungkinan warga yang terdampak akan dibekali alat tangkap ikan.