MEDAN - Sebanyak 18 orang penghuni salah satu Yayasan Tahfidz Quran di Medan, Sumatera Utara, dilaporkan positif Corona (Covid-19). Seluruhnya yang dinyatakan positif Corona tersebut merupakan santri dan guru di Rumah Tahfiz tersebut. Camat Medan Helvetia, Andi Siregar, menjelaskan, lokasi tersebut berada di Jalan Gaperta Ujung, Kelurahan Tanjung Gusta. Andi menyatakan lokasi tersebut merupakan rumah tahfiz.

"Jadi ada 24 orang kemarin yang di-swab. Jadi yang 24 di-swab PCR 18 orang ternyata positif," kata Andi saat dimintai konfirmasi, Kamis (1/7/2021).

Andi menambahkan, begitu mendapatkan hasil tersebut, dia segera melapor ke Wali Kota Medan Bobby Nasution yang langsung meninjau ke lokasi.

"Nah kami kan kemarin sudah dapat hasil itu dari hari Senin di-swab kemarin dapat hasil kami laporkan ke Pak Wali. Rupanya sudah 18 orang. Jadi Pak Wali tadi sekalian meninjau dan melihat anak-anak ini, awalnya mereka tidak mau untuk diisolasi mandiri di tempat lain karena di asrama itu tidak memungkinkan tempatnya," sebut Andi.

"Bisa (disebut klaster rumah tahfiz)," ucap Andi

Andi bercerita awal mula klaster itu terbentuk dari guru yang melakukan perjalanan ke luar daerah. Setelah balik ke Medan, guru tersebut tidak enak badan dan setelah dites swab hasilnya positif.

"Kebetulan ada dari guru mereka yang baru melakukan perjalanan dari Jawa. Kemudian dia sampai ke Medan pergi lagi ke Tapsel. Pulang dari Tapsel barulah dia merasa nggak enak badan. Hari Kamis minggu lalu dia swab. Nah ternyata tiga orang sering berinteraksi dilakukan swab positif. Kami dapat kabar hari Minggu atau malam Minggu, jadi kan kantor nggak buka. Jadi kami swab hari Senin barulah kedapatan semua," ujar Andi.

Selain guru tersebut, awalnya hanya 3 orang yang dinyatakan positif. Kemudian pihak kecamatan melakukan tracing dan ditemukan lagi kasus positif sebanyak 12 orang hingga total akhirnya 18 orang

"Awalnya 3 yang positif, kemudian setelah dicek kemarin keluar dari 24 orang ada 12 yang positif. Sisanya tadi ada enam, tiga negatif tiga positif. Totalnya 18 orang," ucap Andi.

Para santri awalnya tidak mau dievakuasi. Namun, berkat kerja sama pihak kelurahan, kecamatan, TNI-Polri hingga Wali Kota Medan, akhirnya mereka mau dievakuasi ke RS.

"Iya termasuk Pak Wali (membujuk) dan kerja keras dari tim kelurahan dan kecamatan termasuk Polsek dan Koramil. Karena kami dari kemarin sudah membujuk mereka, supaya mau isolasi terpusat di satu tempat. Baru tadi lah tergerak mereka mau diisolasi ke RS Royal Prima," ucap Andi.

Setelah mereka keluar dari rumah tahfiz Qur'an, petugas langsung menyemprot disinfektan. Para santri dan guru yang negatif diungsikan ke cabang rumah tahfiz lain. Kemudian, masyarakat yang ada di sekitarnya pun juga sudah di-tracing oleh petugas puskesmas.*