TOBA - Jadingin Sitorus Raja Habonoran (pemangku urusan ritual keagamaan tertinggi Parmalim) bale Partonggoan Parmalim Huta Halasan Sionggang Tengah Kecamatan Lumbanjulu mepimpin acara ritual keagamaan Parmalim Sipaha Lima, Selasa (22/6/2021).

Raja Habonoran Jadingin Sitorus adalah garis keturunan Raja Marnakkok Naipospos selaku menantu laki-laki tertua yang mendapatkan amanah menjadi Raja Habonoron (pemangku/pimpinan ritual tertinggi keagamaan Parmalim).

Ritual keagamaan Sipaha Lima dirayakan setiap tahun, digelar sebagai upacara penyampaian persembahan dan ucapan syukur kepada sang illahi, Allah pencipta semesta alam yang dipercayai agama Parmalim dengan sebutan Debata si Tolu Sada (ALLAH Tritunggal) yakni Debata Batara Guru, Debata Sori Sohaliapan, Debata Bala Bulan.

Perayaan Sipaha Lima dirayakan selama 2 hari berturut. Hari pertama pelaksanaannya, dengan memanjatkan doa-doa dan penyampian persembahan di altar yang sudah tersedia diiringi dengan Gondang Batak dan ucapan doa persembahan oleh Raja Habonoran diikuti semua umat Parmalim yang hadir dari punguan (perkumpulan umat) Sibadihon dan Binanga Lom Kecamatan Porsea, Pangaloan dan Sosormatio Kecamatan Uluan dan Hutahalasan Sionggang Tengah Kecamatan Lumbanjulu.

Dalam perayaan acara Sipaha Lima Parmalim di Bale Partonggoan Huta Halasan Sionggang Tengah Kecamatan Lumbajuku Kabulaten Toba ini juga dihadiri umat parmalim dari Punguan (Perkumpulan) Kabupaten Simalungun Punguan Passur Onom, Nagasaribu, Bahalat.

Selain itu juga Punguan Kota Madya Tebing Tinggi Pogurawan, Kabupaten Deliserdang, Seisemayang dan Kota Madya Medan. Serta umat parmalim dari Kepulauan Riau punguan Airkuling, Punguan Batam, Punguan Jambi, Punguan Palembang dan Parmalim dari Punguan DKI Jakarta serta Punguan Parmalim Tigaraksa Tangerang.

Raja Habonoran Parmalim Huta Halasan, Jadingin Sitorus saat dikonfirmasi GoSumut usai pelaksanaan acara ritual di Bale Pasogit Partonggoan Huta Halasan menjelaskan, acara ritual ugamo Malim Sipaha Lima yang digelar tahun ini dikuti beberapa umat Parmalim dari barbagai wilayah punguan (perkumpulan).

"Yang hadir kita Batasi mengingat situasi paparan wabah pandemi Covid-19 saat ini yang kian hari kian melonjak. Jadi umat kita batasi hadir dan kita himbau umat lainnya untuk melakukan ritual doa di tempat masing masing. Dalam pelaksanaan acara ritual Sipaha Lima tahun 2021 ini semua umat kita wajibkan memakai masker serta wajib mengikuti dan mematuhi Protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah demi kesehatan dan keselamatan bersama," ujar Jadingin.

Selaku Raja Habonoran sebut Jadingin, Ritual Sipaha Lima adalah acara pengucapan rasa syukur kepada pencipta alam semesta. Dengan pemberian persembahan kurban dan acara tortor diiringi alunan musik gondang batak sada bangunan adalah sebagai ungkapan dan pujian rasa syukur umat Parmalim atas segala berkat dan rahmatnya yang dirasakan dan telah diterima oleh seluruh umat Parmalim dalam berbagai keberhasilan usahanya di berbgai usaha baik usaha pertanian, Perkebunan, memelihara usaha berbagai jenis ternak.

Diacara Sipaha Lima inilah seluruh umat Parmalim merayakan dan memberikan persembahan kurban dari hasil usaha masing masing umat yang disebut "Patumonaan gabe ni naniula" (pemberian persembahan yang paling awal dari hasil usaha pekerjaan bertani, berkebun maupun berternak dan berbagai usaha lainnya). Dalam penyampaian kurban persembahan diiringi alunan suara Ogung Sada Bangunan (seperangkat Gondang Batak) dipimpin dan disampaikn Raja Habonoran (pemimpin tertinggi Ritual Keagamaan Parmalim).

Ulupunguan Binangalom, Anton Sinaga kepada GoSumut menjelaskan persembahan yang disampaikan kepada Mula Jadi Nabolon (Allah Tritunggal) pada acara ini berupa nasi putih, 1 ekor kambing putih, 1 ekor lembu, ayam jantan dengan sebutan berbagai nama sebanyak 3 ekor masing-masing. Dengan rincian, 3 ekor ayam jantan Mira Polin, 3 ekor ayam jantan Jarum Bosi, 3 ekor ayam jantan putih dan satu ekor ayam betina dengan nama Sabur Bintang berikut 1 ekor jantannya berikut air penyucian yang telah didoakan dalam 1 mangkok putih, yang berisikan banebane (daun kemangi) disebut Mamispis.

Dalam acara ritual sipaha Lima yang digelar setiap tahunnya tambahnya, jenis ternak yang akan di kurbankan selalu berbeda. "Bila tahun ini lembu atau sapi jantan disebut lombu Sitiotio dan ditahun berikutnya kerbau jantan disebut horbo (Kerbau) Sitikko Tanduk atau horbo Sisapang Nauwalu, untuk kurban kambing tetap 1 kambing dengan kambing berbulu putih disebut hambing puti, demikianlah setiap tahunnya dilaksanakan,"jelas Anton.

Hadir dalam perayaan Sipaha Lima Parmalim Huta Halasan Sionggang Tengah, ini mewakili Dirut BODT Jimmi Bernando Panjaitan, Kepala Divisi pengembangan bisnis Pariwisata BODT, Nelson Lumbantoruan, Camat Lumbanjulu, Mangara Butarbutar, Kapolsek Lumbanjulu, AKP Robinson Sembiring, Danramil Lumbanjulu Kapt. Inf Sati Husaini.