MEDAN - Akhir Mei 2021 lalu, Panitia Event Circular Jumpstart baru saja mengumumkan sebanyak 15 StartUp masuk menjadi finalis di ajang bergengsi perhelatan di bidang lingkungan.
Salah satu peserta yang lolos dalam event tersebut yakni SCI (PT. Sentra Cipta Inovasi) yang bermarkas di Perbaungan, Serdang Bedagai. Di mana, SCI dengan produk bata ringan ramah lingkungan "Litecon" yang dinakhodai Iwan Tirta sebagai CEO, mampu menyita perhatian dari juri, sehingga masuk dalam finalis.

Saat ditemui di Perumahan Cemara Asri, CEO SCI Iwan Tirta menyampaikan, keikutsertaan StartUp yang digawanginya itu tak lain ingin menunjukkan bahwasannya limbah yang bagi banyak orang dianggap sebagai masalah, tapi dengan inovasi dan pengolahan yang tepat guna malah bisa bernilai ekonomis.

"Harapannya, dengan mengikuti event ini solusi dan teknologi pengolahan kami bisa terekspos secara luas, sehingga jika ada investor yang berminat untuk membangun di tempat lain, tentunya ini bisa mempercepat adopsi terhadap teknologi sekaligus menyelesaikan permasalahan terhadap limbah flyash yang sangat rentan mencemari udara, air dan tanah jika penanganan penyimpanannya tidak hati-hati," ujar Iwan, Selasa (1/6/2021).

Iwan pun menerangkan, riset mengenai penggunaan limbah ini sudah di lakukan penelitian sejak jauh 2 tahun kebelakang dan semuanya sudah lolos uji kualitas maupun toksiksitas, sehingga sangat aman dipakai pada bangunan.

Makanya, SCI pun bergerak cepat berinovasi menjadikan fly ash sebagai bata ringan yang diproduksi dengan teknologi tinggi menggunakan autoclave.

"Mudah mudahan melalui event ini bisa terbentuk awareness di masyarakat luas, sehingga bisa mempercepat transisi menuju ekonomi sirkular di Indonesia dan dapat membantu menanggulangi krisis iklim setidaknya," tutupnya.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, guna mempercepat transisi menuju ekonomi sirkular di Indonesia, Ecoxyztem Venture Builder bersama Greeneration Foundation berkolaborasi menggelar event Circular Jumpstart.

Event yang dimulai sejak April 2021 lalu tersebut dihelat guna mencari inovasi terbaik dari perusahaan rintisan atau start-up yang bergerak di bidang lingkungan yang dinilai dapat membantu menanggulangi krisis iklim dan menciptakan ekonomi sirkular.

Coordinator Team Circular Jumpstart, Andreas Pandu Wirawan menjelaskan, program Circular Jumpstart ini berlatar belakang dari permasalahan lingkungan terutama di isu persampahan yang semakin hari semakin memburuk. Bahkan, mereka menilai kurangnya dukungan bagi para pelaku usaha yang menawarkan solusi permasalahan lingkungan.

"Sehingga kami buatkan wadah agar para StartUp bisa mendapatkan pembelajaran dari para ahli dengan background yang bervariasi yang mempunyai perhatian sama untuk berkontribusi menyelesaikan permasalahan lingkungan," ujar Pandu yang juga selaku Chief Commercial Officer Ecoxyztem, saat dihubungi www.gosumut.com via aplikasi WhatsApp, Senin (1/6/2021).

Selain itu, sambung Pandu, wadah ini juga bisa menjadi arena bagi para startup untuk mempersiapkan diri dan mempelajari apa yang diharapkan para investor untuk mau mendukung dan mendanai solusi dari inovasi yang mereka tawarkan.

"Saat ini ada 15 peserta yang menjadi finalis. Peserta ini domisilinya bervariasi di seluruh Indonesia. Banyak yang dari sekitar Jabodetabek, Jawa Barat. Namun ada juga yang dari Bali, Surabaya, dan ada yang berasal dari Medan juga," terangnya.