LABURA - Perayaan Idul Fitri atau lebaran sering menjadi momentum munculnya makanan tradisional khas yang disajikan oleh masyarakat. Salah satunya di Kabupaten Labuhanbatu Utara, ada makanan khas yang berasal dari Suku Mandailing yang disebut dodol ulame.

Menjelang Idul Fitri tahun 1442 H ini banyak masyarakat di seputaran Labura menyiapkan pembuatan dodol ulame. Bahkan di penghujung Ramadan, pembuatan dodol ulame terus meningkat meskipun dalam kondisi Covid-19 ini.

Salah seorang warga Dusun Panduan Desa Silumajang Kecamatan Na.IX-X Labura, Mahdia Br Nasution mengatakan kurang pas rasanya jika makanan di hari raya IdulFitri tidak disertai dengan dodol ulame.

"Dodol ulame ini disajikan untuk dinikmati bersama keluarga dan kurang pas rasanya jika lebaran nanti tak ada dodol ulame," ujar Mahdia, Senin (10/5/2021).

Mahdia menjelaskan dalam memproduksi dodol ulame cukup membutuhkan waktu yang cukup lama. Dimulai dari memanaskan santan kelapa kental. Selanjutnya dimasak dengan menyeduh adonan tepung pulut putih atau hitam. Kemudian, proses memasak dilakukan di dalam kuali besi berukuran besar setelah sebelumnya dicampur dengan komposisi gula dan bahan lainnya.

"Saat dimasak di atas api yang dibiarkan terus menyala, adonan terus diaduk hingga kental dan kenyal, jika dodol ini dimasak dengan ukuran 5 kg bahkan membutuhkan waktu 10 sampai 12 jam," jelasnya.

Setelah matang, adonan dodol dalam kondisi kental dikemas dalam bungkusan. Ada yang memasukkan ke dalam plastik. Paling sering warga membungkusnya menggunakan sumpit.