TEBINGTINGGI - Pandemi tak membuat semangat Mail, seorang penjual takjil di Tebingtinggi menyerah. Pengalamannya 15 tahun berjualan, hampir 1000 potong kue milik pria berusia 65 tahun itu terjual dalam waktu 2 jam.

Ditemui disela-sela jualan takjil di kawasan Jalan Sutomo, Sabtu (17/4/2021) Mail menuturkan ia mulai membuka lapak dagangannya di depan pagar sebuah bank Pemerintah sekira pukul 16.00 Wib.

Dengan beragam jenis kue seperti risol, bakwan, martabak mini, lumpia, kue lapis, lemper, ubi nanas, putu ayu, lemper, utri, klepon, donat, kue dadar habis terjual dibandrol dengan harga Rp 1000/potong.

"Alhamdulillah, takjil ini terjual sebelum berbuka puasa," urai Mail saat ditemui Gosumut.com jelang berbuka puasa.

Ulekan bumbu pecal dan mie bumbu kacang, penambah daftar makanan favorite lainnya jelang berbuka puasa.

"Kita pukul rata menjualnya Rp 5000/bungkus, termasuk varian bubur dan jenis makanan lembut diperut lainnya," tambah Mail.

Ia mengurai rahasia, bahwa cita rasa produk jualannya menjadi modal utama. Mail memakai bahan baku unggulan agar rasa tidak berubah hingga pas dilidah.

"Rasa bubur kacang hijau, candil, kue serabi hingga roti jala juga kita utamakan, kita jualan bukan main main, kita jual kualitas rasa," papar warga Jalan P Belitung itu.

Seorang pembeli Pahan, mengaku tetap membeli takjil Mail karena kualitas rasa yang tetap terjaga.

"Tiap tahun, saya tetap beli disini, rasanya sudah teruji," sebutnya.

Bagi Nanin, warga Kp Lalang, pelayanan Mail bersama 3 orang karyawannya, membuat Nanin enggan berpindah.

"Rasa, bagi kami kaum ibu, kami tau rasa enak bagimana," ungkap Nanin.

Amatan GoSumut, pembeli takjil di kawasan Jalan Deblot Sundoro hingga sentra bisnis di Tjong Atfi tidak seramai pembeli takjil di lapak Mail.

Begitu juga dengan gerobak takjil di Jalan Iskandar Muda. Jelang berbuka puasa, kebanyakan kue dan mie milik pedagang terlihat sebahagaian tersusun rapi.