SAMOSIR - Sempat menjadi daya tarik baru untuk para wisatawan dan pernah menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun kini KM Wisata Samosir sudah 1 tahun tak beroperasi. Dibangun dengan biaya Rp 2,3 miliar, kini KM Wisata Samosir berlabuh di pantai Hotel Duma Sari, Kelurahan Tuk-tuk Siadong, Kecamatan Simanindo dan kondisi fisiknya sudah mulai rusak.

Sejak diresmikan 29 Desember 2017 lalu, KM Wisata berornamen rumah batak milik Pemerintah Kabupaten Samosir yang dikelola Dinas Pariwisatanya, hingga awal 2020 telah menyumbang PAD kurang lebih sebesar Rp 600 juta.

"Sudah satu tahun tidak beroperasi. Tidak ada kontribusi yang kita terima dan sebenarnya kami sudah keberatan kapal ini berlabuh disini," ucap Manajer Hotel Duma Sari, Cornel Manik, Jumat (16/4/2021).

Dijelaskan, pengelola meminta KM Wisata disandarkan di sana, untuk menghindari hantaman ombak.

"Awalnya untuk menghindari hantaman ombak, sehingga pengelola meminta ijin untuk disandarkan disini selama satu minggu, tapi sampai saat ini masih disini," paparnya.

Dihari yang sama, Kepala Bidang Pengendalian Usaha Pariwisata pada Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Robintang Naibaho mengatakan, KM Wisata Samosir mulai anjlok peminat akibat pandemi Covid-19 dan konsep pariwisata berubah menjadi personal.

"Dulu kapal ini diminati banyak wisatawan bahkan dari Eropa, namun sejak pandemi, peminat mulai anjlok. Dan akhir 2019, terjadi perubahan konsep wisata ke personal, kunjungan secara pribadi atau keluarga. Sehingga peminat kapal berkurang," tutur Robintang.

Padahal sambungnya, kapal itu memiliki kapasitas besar dari 20 hingga 60 orang penumpang dan biasanya dibooking oleh grup atau rombongan.

Disisi lain, Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Polin Manurung menjelaskan, sebelumnya sudah mengajukan anggaran untuk pemeliharaan kapal hingga docking atau pengedokan, namun terkendala akibat terjadinya refocusing anggaran.

"Tadinya sudah kita ajukan anggaran untuk perbaikan atau pemeliharaan untuk tahun anggaran 2021, tapi tiba-tiba terjadi refocusing anggaran, sehingga tidak jadilah untuk tahun ini," kata Polin. 

Pun begitu, sambung Polin, Dinas Pariwisata Samosir akan tetap mengupayakan pemeliharaan kapal yang kini kondisinya sudah butuh banyak biaya perbaikan.

Terkait keberadaan manajemen pengelola yang dulunya berjumlah 5 orang, akhir April 2021 hanya akan tinggal 2 orang, yakni nahkoda dan teknisi. Dan untuk saat ini yang dilakukan pada kapal, hanya pemanasan mesin setiap hari.