MEDAN - Pekan Olahraga Nasional (PON) perdana, atlet tinju Frans Rosefel Hutajulu telah mengidentifikasi tiga lawan beratnya. Tiga lawan berat tersebut di antaranya ialah tuan rumah PON, Papua.

Untuk itulah, Frans Rosefel Hutajulu sebagai atlet tinju yang mendapat tiket untuk PON perdana baginya yang akan berlangsung pada Oktober 2021 mendatang harus terus berlatih keras.

"Saya lihat dari semua atlet itu yang harus saya waspadai atau antisipasi yakni dari provinsi Sulawesi Utara, Juan Abbas dan dari provinsi Bali yakni Krispinus Mario Wonda. Tapi saya juga harus mengantisipasi atlet dari tuan rumah. Yang sampai sekarang saya belum tahu, siapa yang akan dimunculkan tuan rumah," ujarnya di Medan, Kamis (8/4/2021)

Frans memasukkan kedua atlet ini, dikarenakan atlet Provinsi Sulawesi Utara Juan Abbas merupakan juara satu Indonesia di kelas 46 dan juga juara 1 nasional untuk tinju di kelas 46.

Sedangkan Mario dari provinsi Bali merupakan Runner up atau juara dua setelah Juan. "Dan kedua atlet ini saya belum mengetahui kekurangan dan kekuatan mereka. Tapi aku sering lihat pertandingan mereka untuk mempelajari juga. Karena saya belum pernah berjumpa dengan mereka. Lagian ini PON perdana saya," jelasnya.

Mengenai target, Frans mengaku secara pribadi dirinya akan membawa pulang medali emas.

"Kalau saya bisa mengalahkan dua orang ini, Insyaallah saya bisa bawa pulang emas," katanya.

Ia pun mengaku apabila dirinya membawa pulang emas saat PON Papua, ia akan membangun rumah di Asahan yang bisa sebagai tempat tinggal mereka bersama adik perempuannya.

"Kalau saya dapat emas, saya akan beli rumah untuk tempat kami tinggal. Mengingat ibu saya sudah meninggal saat saya masih umur 6 tahun dan saat itu pula, ayah saya meninggalkan kami," kenan peraih Juara 1 pada Kejuaran Internasional di Malaysia 2019 ini.

Selain itu, Juara 1 Nasional Kejurnas Tangerang 2014 ini menuturkan, apabila dirinya membawa pulang emas saat PON, ia akan mengajak adik perempuannya untuk ke Pekanbaru mencari ayah mereka yang sudah meninggalkan mereka sejak masih anak-anak.

"Saya berniat untuk mencari tahu keberadaan ayah saya di Pekanbaru apabila saya dapat emas," tuturnya.

Mengenai, apa yang bakal ia lakukan saat bertemu dengan ayah mereka, pria kelahiran 25 Agustus 1996 ini belum mengetahui apa yang bakal ia perbuat.

"Yang pasti akan saya cari. Jemput dan suruh untuk tinggal sama kami. Yah, meskipun ayah kami salah karena tidak membesarkan kami, tanpa dia, saya tidak ada di dunia ini," pungkas Juara 1 pra PON Bengkulu 2019 ini.