JAKARTA - Guna mendukung suksesnya dan mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid 19 di Indonesia, XL Axiata bersama Kementerian Kesehatan RI dan RS Universitas Indonesia. meresmikan Program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit, Kamis (25/3/2021). Press conference yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom tersebut, dihadiri Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Walikota Depok, Mohammad Idris, Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, Direktur Utama RS UI, dr. Astuti Giantini, Sp.PK, MPH, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, dan Direktur & Chief Information and Digital Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya.

Direktur Utama RS UI, dr. Astuti Giantini menjelaskan, vaksinasi ini sudah lebih 10 ribu jiwa yang mereka lakukan. Di mana, pihaknya sedang melakukan di 2 tempat seperti Poliklinik di RS UI yang menampung sampai 400 jiwa, dan drive thru dari 400 - 500 jiwa.

"Kapasitas ini bisa kita naikan, dan kita bisa melayani sampai 3.000 (jiwa), karena kami punya vaksinator dari fakultas kedokteran," ungkapnya.

Di sisi lain, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini menyampaikan, pandemi covid 19 sudah lebih dari setahun terjadi di Indonesia. Bahkan pandemi ini berdampak sangat luar biasa dalam sendi kehidupan.

"XL Axiata sebagai provider telekomunikasi, yang kami perhatikan bagaimana kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan internet yang mumpuni. Sebab, dengan protokol kesehatan dan bekerja di rumah, tentu internet menjadi kebutuhan yang primer. Oleh sebab itu, XL Axiata ingin membantu menjalani situasi ini dengan menghadirkan layanan berkualitas dan memberikan akses kemudahan serta mendukung kemendikbud dengan memberikan kuota bagi pelajar, pengajar dan pendukung kegiatan belajar mengajar lainnya," terangnya.

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya meihat bahwa dukungan mereka untuk situasi pandemi, tidak cukup hanya mmberikan layanan internet saja.

"Jadi kami melihat kerjasama harus lebih ditingkatkan, sehingga kami ikut berpartisipasi dengan mensukseskan vaksinasi ini. Dalam pelaksanaannya, kami mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan, UI, RS UI, dan beberapa mitra bisnis kami. Kenapa kami namakan Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit, kami berharap dengan ini akan mempercepat dari kebangkitan kita terhadap pandemi," tandasnya.

Dian juga mengakui, sebenarnya ini agak baru bagi mereka. Sebab, ini pengalaman yang luar biasa dapat bekerjasama dengan pihak kesehatan dengan menyelenggarakan sentra vaksinasi.

"Ini dilakukan selama 2 bulan, semua warga yang memenuhi syarat medis bisa datang kemari. Kemudian calon peserta, kami juga membuka pendaftran online melalui https://xlaxiata.co.id/IndonesiaBangkit," terangnya.

Tak hanya itu, Dian juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh partner mereka yang telah mendukung kegiatan ini seperti UI, RSUI, BenihBaik, Aksi Cepat Tanggap dan lainnya.

"Kami apresiasi setulus atas support ini. Terimakasih kami sampaikan kepada Kemenkes RI, Pemprov Jawa Barat, Pemko Depok, dan termasuk kepada para ibu dokter, medis, petugas pengamana, karyawan XL yang sudah bekerjasama selama sebulan untuk mempersiapkan hal ini supaya upaya kita bermanfaat untuk menasyarakat luas dan dapat mengakhiri pandemi ini," tuturnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, hari ini tepat 390 hari bahwa covid sudah ada di Indonesia.

"Selama itu, UI telah bersinergi berbagai pihak untuk mencoba melakukan mitigasi. Kali ini bersiergi dengan XL Axiata, berupaya melaksanakan vaksinasi. Ini tujuan besar untuk menurunkan angka kematian dan penyakit serta mencapai hert immunity," sebutnya.

Tak jauh berbeda, Walikota Depok, Mohammad Idris, mengatakan, vaksinasi ini jadi perhatian mereka. Sebab, pihaknya menargetkan sebanyak 1,4 juta jiwa akan mendapatkan vaksinasi.

Idris juga berterimakasih kepada XL Axiata atas dukungannya ini. Bahkan, informasi yang dia terima, sentra vaksinasi ini dapat melayani per hari sampai 900 jiwa.

"Kata pakar bilang, kalau 3 M atau 5 M dilaksanakan dengan 3 T, kita tambah efektivitasnya dengan vaksinasi, Insya Allah, bulan Agustus nanti pandemi sudah tiada," harapnya.

Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menerangkan kondisi perolehan vaksin yang diterima pemerintah Indonesia. Di mana, pada Januri - Februari, cuma ada 3 juta vaksin yang diterima. Sedangkan Maret - April, setiap bulan miliki 15 juta vaksin.

"Rata rata setiap hari sebanyak 500 ribu (yang divaksinasi). Ini mungkin capai minggu ini. Tapi kita atur, karena vaksinnya cuma 15 juta. Nanti kita naikan setiap bulannya antara 40 - 50 juta. Jadi dampaknya, kita mesti menyabarkan warga, karena vaksinasinya masih sedikit," terangnya.

Budi juga berpesan, apa yang dilakukan ini anggap saja sebagai pemanasan. Sebab, pada Juni - Juli nanti, vaksinasi nanti akan lebih kencang lagi dilakukan.

"Kerja berat nanti di bulan Juli. Ini anggap saja sebagai pemanasan, karena Juli kita harus 3 kali lebih cepat. Itu disiapin dari sekarang, karena mulai Juli kencang sekali, karena waktunya cuma 6 bulan. Vaksin kita terbatas, enggak semua orang yang dapat," bebernya.

Untuk itu, Budi mengingatkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab, anti bodi akan mulai terbentuk 28 hari setelah suntik kedua.

"Pesannya, kalau sudah divaksin tunggu 28 hari setelah vaksin kedua, kita tidak bisa langsung jadi superman. Kita harus tetap pakai masker," harapnya.