MEDAN - Dirreskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja menyebutkan, kasus pemukulan aktivis di Langkat sedang proses penyelidikan.
Oleh karena itu, kasus pemukulan yang dialami aktivis mahasiswa bernama Ahmad Zulfahmi Fikri oleh orang tak dikenal (OTK), sedang diproses.

Sedangkan pemukulan itu sendiri terjadi di salah satu kafe kawasan Jalan Sudirman, Kelurahan Perdamaian, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat pada Senin (15/2/2021) lalu.

Kasus pemukulan tersebut, telah dilaporkan korban, Ahmad Zulfahmi Fikri yang juga mahasiswa UIN Sumatera Utara, didampingi kuasa hukumnya Muhammad Iqbal Zikri, SH ke Polda Sumatera Utara sesuai dengan Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP) nomor STTLP/347/II/2021/Sumut/SPKT 'I' tanggal 15 Februari 2021.

"Iya, LP (laporan) tertanggal 15 Februari, saat ini lagi proses penyidikan ya," ujar Dirreskrimum Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja, Senin, (22/2/2021).

Sebelumnya, seorang tokoh muda Kabupaten Langkat Ahmad Zulfahmi Fikri menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal (OTK) di Kafe Lajor Kopi Jalan Sudirman Stabat, pada Senin, (15/2/2021) sekira Pukul 13.00.

Akibat penganiayaan yang dilakukan oleh 2 orang tak dikenal tersebut, korban yang sering disapa Fikri mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.

Informasi yang dihimpun, peristiwa penganiayaan itu terjadi pada saat Fikri bersama beberapa rekannya baru tiba di Kafe Lajor Kopi, secara tiba-tiba, dua orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor tanpa plat nomor polisi menghampiri korban dan langsung memukul korban (Fikri), hingga korban terjatuh di sekitar lokasi yang berdekatan dengan Cafe Lajor Kopi.

Usai melakukan pemukulan, pelaku melarikan diri menuju ke arah Simpang Bupati.

Pada saat peristiwa pemukulan itu terjadi, seorang rekan Fikri sempat merekam bentuk video saat pelaku melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor.

Bahkan, pelaku juga sempat melontarkan ucapan ‘jangan ikut campur kau, jangan ikut campur kau, jangan ikut campur kau.’

Korban penganiayaan Fikri saat di konfirmasi, melalui Aplikasi WhatsApp-nya, menyatakan, kuat dugaan peristiwa penganiayaan itu berkaitan dengan komentarnya selama ini terkait banyaknya lobang di badan jalan di Kabupaten Langkat.

"Kuat dugaan terkait komentar mengenai banyaknya jalan berlobang yang ada di badan jalan di Langkat,” ungkapnya.

Saat ditanya, apakah Fikri (korban) mengenal pelaku yang menganiaya dirinya tersebut?

"Tidak kenal aku bang. Selain aku dipukulnya, muka ku juga dipijaknya sambil bilang jangan ikut campur masalah Bupati," sebutnya.