ACEH - Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi hadir ke Universitas Syiah Kuala untuk mengisi kuliah umum dengan mengangkat tema Transformasi Agro-Maritim 4.0, yang dilaksanakan secara daring dan luring dari Gedung AAC Dayan Dawood, Sabtu (20/2/2021). Wakil Rektor I USK Prof. Dr. Marwan yang menjadi moderator pada kegiatan ini, menyampaikan terima kasih atas kunjungan Arif Satria ke USK, serta kesediaannya untuk sharing pengetahuan dan pengalamannya kepada civitas akademika USK. Mengingat selama ini Arif Satria telah banyak terlibat dalam upaya pembangunan sektor pertanian di Indonesia.

“Melalui kuliah umum ini, kita harapkan bisa mendapatkan banyak informasi penting dari beliau. Mudah-mudahan forum ini bisa menginspirasi kita dalam melahirkan suatu inovasi untuk membangun sektor pertanian khususnya di Aceh serta Indonesia secara luas,” ucap Prof. Marwan.

Arif Satria dalam presentasinya mengungkapkan, pertanian adalah sektor yang sangat penting dan telah terbukti menjadi penyelamat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat pada kondisi pandemi sekarang ini. Di mana sektor pertanian mampu tumbuh secara positif pada quartal ke empat yaitu sekitar 2,5%.

Begitu pula tanaman pangan yang tumbuh 10,47%. Bahkan ekspor pada sektor pertanian naik cukup signifikan yaitu 15%. Untuk itulah, ia menilai sektor pertanian harus menjadi lokomotif pembangunan Indonesia karena sudah terbukti menjadi penyelamat.

“Data ini mengambarkan bahwa pertanian adalah sektor yang bisa survive menghadapi perubahan. Sektor yang menjadi penyelamat di kala sektor lain itu tidak tumbuh,” ucapnya.

Ketua Forum Rektor Indonesia ini juga menilai, pembangunan pada sektor pertanian harus memperhatikan pula sektor kelautan. Keduanya harus saling berkaitan, jika tidak maka yang terjadi seperti sekarang ini yaitu banjir di mana-mana.

“Saat ini kalau kita bicara tata ruang masih bersifat parsial, padahal keduanya saling terkait. Apa yang terjadi di pesisir karena dampak dari hutan. Jadi hulu dan hilir ini sangat terkait,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Arif Satri menilai transformasi Agro-Maritim 4.0 ini tidak hanya bicara tentang evolusi teknologi tapi melibatkan banyak aspek yang mendukung. Apalagi kondisi petani di Indonesia ini cukup beragam, mulai dari masih 1.0 sampai 4.0.

Untuk itulah perguruan tinggi dituntut untuk terlibat aktif dalam mendukung transformasi Agro-Maritim 4.0 ini. Rektor IPB ini mencotohkan, bagaimana IPB meluncurkan platform penyuluhan untuk petani yang bernama DigiTani.

“Melalui platform ini petani bisa berkonsultasi secara gratis, di mana dan kapan saja. Nah, USK bisa buat platform gratis juga misalnya Suluh Petani. Jadi petani-petani di Aceh konsulnya ke USK melalui platform ini,” ucapnya.

Meskipun demikian, hal paling penting dalam tranformasi Agro-Maritim 4.0 ini, ucap Arif Satria, adalah mindset dan kebersamaan. Ia mengibaratkan transformasi ini seperti kita ingin menyebrangi pulau dengan perahu. Lalu mendapatkan informasi akan terjadi badai.

Salah satu cara untuk melewati badai tersebut adalah dengan meningkatkan kecepatan perahu. Namun sebagian penumpang tidak setuju karena berbagai alasan, seperti mabuk laut dan sebagainya. Sementara jika tidak segera bergerak maka perahu itu akan karam bersama.

“Maka pilihannya kita harus cepat, sementara yang muntah dan sebagainya itu kita tangangi case by case. Akhirnya kita bisa selamat semua, begitulah transformasi ini harus kita lakukan,” pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor II USK Dr. Ir. Agussabti, M.Si, Dekan Fakultas Pertanian, Kepala Biro Akademik USK, mahasiswa dan tamu undangan lainnya.