PANYABUNGAN - PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP) terus menindak-lanjuti penyelesaian masalah yang timbul dari musibah uji coba pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi di Desa Sibanggor Julu, 25 Januari lalu.

Tindak lanjut ini sebagai tanggapan atas permintaan warga Desa Sibanggor Julu dalam musyawarah di Kantor Bupati Mandailing Natal, PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP) telah melaksanakan pemasangan alat pendeteksi gas beracun H2S di sekitar kantor Kepala Desa, Selasa (2/2/2021).

Dalam siaran pers yang diterima GoSumut, Kamis (4/2/2021), PT SMGP juga sudah melakukan sosialisasi pada Rabu (3/2/2021) kepada warga tentang cara kerjanya dan bagaimana menyikapinya jika dideteksi adanya gas beracun. Kegiatan ini dihadiri pemuka agama, tokoh pemuda, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kapolsek dan jajarannya, Brimob, TNI Babinsa dan lainnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal, Kasmir Nasution Spd MM yang turut memfasilitasi sosialisasi tersebut langkah yang dilakukan ini sebagai bentuk pengenalan mengenai gas beracun H2S dan bagaimana warga bisa menyikapinya sekiranya harus menghadapinya.

Saat ini sedang dilakukan pengukuran arah angin di beberapa lokasi wellpad untuk dapat menentukan titik pemasangan alat pendeteksi gas beracun.

Sementara Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, Abdul Azis Nasution dalam kesempatan tersebut menjelaskan arah angin atau wind shock, titik kumpul, arah evakuasi serta batas aman termasuk tempat pertolongan pertama untuk warga sekitar.

Kemudian Kepala Teknik Panas Bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP), Eddiyanto, menjelaskan perusahaan akan memasang 6 (enam) alat sensor di sekitar wilayah Desa Sibanggor Julu.

Dalam kesempatan ini dijelaskan pula tentang gas beracun H2S, proses masuk gas ke dalam tubuh manusia dan dampaknya, karakteristik, sumber-sumbernya dan pertolongan pertamanya. Dilanjutkan juga dengan penjelasan mengenai sistem deteksi, sistem alarm dan bagaimana alarm diset.