LANGKAT - Meski musim penghujan dan kemarau, namun air senantiasa menggenangi Jalan Berdikari, Kelurahan Pekan Bahorok, tepatnya di depan Masjid Nurul Fata. Genangan air inipun mengusik kenyamanan ibadah serta warga sekitar dan mengusik estetika.

Ketua Badan Kemakmuran Mesjid (BKM) Nurul Fata, Azhar ditemui awak media Selasa (2/2/2021) mengaku telah berulang kali menyampaikan hal itu ke pemerintah kelurahan bahkan ke camat.

"Benar, secara lisan. Namun bila perlu secara adminitrasi penyampaiannya segera kita layangkan," ujarnya.

Tak hanya itu, Azhar juga menerangkan, di seputaran rumah ibadah hingga ke jalan lintas wisata Bukit Lawang atau di bagian depan sudah dibangun parit/leining secara permanen. Namun akibat saluran tumpat di bagian hilir, sehingga lokasi masjid dan kediamanan H Abdul Gani menjadi tumpuan genangan air.

"Kita berharap pemerintah kelurahan peduli dengan kondisi lingkungan. Aroma serta warna genangan kurang baik bagi kesehatan," tandasnya.

Senada diutarakan Lisanuddin, salah seorang tokoh pemuda di sana. Dia mengaku, sudah selayaknya pemerintah kelurahan membuat action pembenahan.

"Tidak boleh dibiarkan berlarut, karena kondisi demikian hanya memperburuk keadaan yang semakin parah. Setidaknya ada kepedulian dan perhatian, sehingga kondisi demikian tidak terkesan diabaikan," urai Lisan.

Sementara itu, kepala lingkungan setempat, Afifuddin juga mengaku sudah dikordinasikan dengan kelurahan dan menyampaikan dua permasalahan.

"Pertama genangan air terjadi akibat plat dweker/titian kecil pemilik rumah terlalu rendah. Kedua parit buangan/leining yang dibangun PUPR Sumut telah tumpat akibat sampah, lumpur dan tanah, sehingga rata dengan aspal," bebernya.

Plat dweker di simpang SMA Negeri dan MTsN 4 Langkat, kata dia, juga telah rusak sehingga rata dengan aspal. Akibatnya, air akan menumpuk di lokasi itu.

Secara terpisah, Lurah Pekan Bahorok, T Nurasiyah dikonfirmasi juga mengaku telah berkoordinasi dengan 7 kepling untuk segera melaksanakan gotong royong.

"Sudah disiapkan suratnya, namun masih menunggu jadwal pelaksanaan dari kepling karena kegiatan ditentukan kepling," ungkapnya.

Disinggung tentang titik genangan air, dia mengatakan, telah mengupayakan untuk mengeruk timbunan sendimen di parit leining. Namun alat berat/beco mini perusahaan terdekat masih rusak sehingga terkendala.

"Ada beberapa warga yang membandel. Pasalnya titian kecil di depan rumah dibangun tanpa menyesuaikan kepentingan umum yang mengakibatkan air berpindah ke jalan raya," tudingnya.

Saat disarankan bongkar, imbuh Lurah, warga tidak protes, namun hingga saat ini belum ada yang mematuhi.