LANGKAT - Sekretaris Yayasan Hutan Untuk Anak (YHUA) Tiger House, Samuel Ginting Suka berkomitmen akan mengubah pola pikir masyarakat dalam mengelola ternak sapi.
"Terkhusus bagi warga yang berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Setidaknya kita berupaya meminimalisir terjadinya konflik satwa," ucap Samuel, Minggu (10/1/2021) di Desa Lau Damak pasca pemasangan kandang jebakan harimau sumatera.

Menurut dia, selayaknya peternak sapi mengubah strategi pengelolaan. Apalagi belakangan sering terjadinya konflik satwa di seputaran SPTN wilayah V TNGL.

"Misalnya membuat kandang khusus, tidak dibiarkan di perladangan, terutama bagi warga yang cukup berdekatan dengan hutan TNGL. Di kandang, dibuatkan api unggun di malam hari. Bertujuan meminilisir sengatan nyamuk serta gangguan hewan buas dari ternak," bilangnya.

Dia berharap, hewan ternak sudah saatnya dipasangkan lonceng kecil. Dengan demikian, setiap ada pergerakan ternak, maka alat yang terpasang mengeluarkan bunyi.

Sementara itu, Kades Lau Damak, Ngemat Ginting mengaku telah mengimbau warganya untuk mengevakuasi ternaknya ke tempat yang lebih aman.

Pasca konflik satwa, aktifitas warga ke perladangan karet dan kelapa sawit berhenti total. Dikhawatirkan jika lama berlanjut, maka dipastikan konflik sosial ekonomi di masyarakat bakal terjadi.

"Kita berharap kiranya upaya yang dilakukan tim dari pihak TNGL/BKSDA serta KPH dan sejumlah mitra kerja yang membuat kandang jebakan harimau dapat membuahkan hasil," kata Ngemat.