JAKARTA - Lahan food estate atau lumbung pangan berbasis hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan ditargetkan akan selesai tanam pada Januari 2021. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan hingga sampai saat ini pengolahan tersebut sudah hampir 90%.

"Bulan Desember ini, Insyaallah selesai 100% pemasangan mulsa dan penanamannya itu sudah tidak lama, tinggal butuh menggerakkan lebih banyak orang dan tentu saja sesuai dengan target yang ada Januari Insyaallah penanaman sudah selesai," ujar Syahrul dalam keterangan tertulis dilansir detikcom, Sabtu (19/12/2020).

Hal ini ia ungkapkan usai meninjau lokasi food estate bersama Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbahas, Jumat (18/12).

Syahrul mengatakan kawasan lumbung pangan Kabupaten Humbahas merupakan pengembangan lahan pertanian berbasis hortikultura sebagai komoditi utama. Terdapat 3 komoditi yang akan dikembangkan di kawasan food estate Humbahas di antaranya kentang, bawang merah dan bawang putih.

"Kita tinggal tunggu bagaimana melakukan budidaya dan penjagaan sehingga bisa panen dalam waktu yang sudah direncanakan," ucapnya.

Sementara itu,, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan progres pengerjaan lahan food estate sangat signifikan. Dalam empat tahun ke depan, lahan food estate Sumatera Utara ini akan diperluas sampai 30.000 hektare dan akan dikembangkan penanaman hortikultura.

Pada tahun 2020, target pembangunan kawasan food estate Humbahas seluas 1.000 hektare terdiri dari seluas 215 hektare dari APBN Kementerian Pertanian (Kementan) sedangkan seluas 785 hektare dikelola oleh pihak swasta.

"Ini baru pertama di Indonesia ada hamparan 215 hektare yang ditanami kentang, bawang putih dan bawang merah. Dari hasil data yang sudah dilaporkan Kepala Balitbang Kementerian Pertanian hasilnya perkembangannya sangat baik," jelasnya.

Luhut menuturkan kawasan lahan pengembangan food estate ini akan menjadi model percontohan untuk daerah lain sehingga ke depan kekurangan yang ditemui dalam proses olah lahan, budidaya, panen hingga pasca panen menjadi perbaikan di daerah lain.

"Nah kalau ini terus berjalan, rencana Pak Syahrul Limpo ini baru 215 hektare nanti akan 1.000 hektar total semua 30.000 hektare jadi ini sebagai model sekarang. Saya rasa kita belajar dari kekurangan-kekurangan di sini untuk perbaiki nanti di tempat lain," ungkap Luhut.

Lebih lanjut, kata dia, saat ini pemerintah sedang melihat dataran tinggi lainnya untuk dapat dikembangkan kawasan food estate. Seperti di pulau Sulawesi atau pulau Jawa, untuk dapat mengembangkan pertanian serta menyejahterakan penduduk di sekitarnya.

"Di Sulawesi ada juga ketinggian 1000-1200 tanah seperti ini nanti kita bikin lagi atau nanti di Jawa mungkin 500 atau 1000 hektare seperti ini kita buat lagi model seperti ini jadi dengan begitu swadaya hortikultura kita juga bisa selesai dalam 5 tahun ke depan," paparnya.

Selain itu, Luhut menekankan kawasan food estate tidak mengganggu lingkungan hutan. Komoditi ditanam di tanah yang tidak tertanam pohon, sehingga hutan tetap terjaga dengan baik. Untuk menjaga tanah agar tidak longsor juga akan ditanami kacang macadamia, kopi dan tanaman keras lainnya.

"Hutan-hutan nya tidak akan dipotong jadi tanah-tanah yang tidak ada pohonnya itu yang semak-semak itu yang akan kita jadikan lahan. Jadi lingkungan tetap terjaga,"

"Di sini juga ada kentang, bawang putih dan hutan akan tetap. Pak Kepala Balitbang juga menanam pohon macadamia, kopi, tanaman keras supaya walaupun ini kemiringannya 15 derajat persen kita jaga supaya tidak ada longsor," pungkasnya.