TOBA - Kacang Sihobuk tidak asing bagi masyarakat se kawasan Danau Toba khususnya penikmat kacang yang memiliki rasa khas dan kegaringan tersendiri. Tidak heran penikmatnya juga datang dari berbagai daerah di nusantara.

Adalah Mangiring Sipahutar (52), pemilik pelaku Usaha Kacang Sihobuk yang merupakan mitra binaan PT. Inalum. Usaha ini sebenarnya usaha turun-temurun keluarganya. Dia mengaku telah puluhan tahun melakoni usaha ini, persisnya sejak masih duduk bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dituturkannya, nama Kacang Sihobuk, diambil dari satu desa di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yakni desa Sihobuk. Konon menurut sejarahnya, kacang ini dibuat masyarakat setempat (Desa Sihobuk) sebagai bentuk peringatan atas kejadian bencana alam longsor, tahun 1982 yang memakan 12 korban jiwa.

Saat ditemui, Mangiring menuturkan dalam berproduksi masih menggunakan cara tradisional dan prosesnya tidak mudah. Sebab untuk tahap awal, dilakukan penyortiran kacang tanah yang baru saja dipanen. Hal ini, untuk mendapatkan kacang yang berkualitas dan padat. Selanjutnya, dijemur di bawah terik matahari, hingga kering sempurna.

"Kemudian kacang di rendam kembali di dalam air selama dua sampai tiga hari agar kacang bersih dari tanah-tanah," urainya. dan dikeringkan kembali. Selanjutnya disangrai dalam wadah dengan menggunakan pasir dengan bara api selama dua hingga tiga jam.

Dalam menjalankan usaha ini, Mangiring menggunakan alat sangrai modifikasi sendiri. Sementara kendala yang dihadapi dalam mengelola usaha ini, kondisi cuaca atau musim penghujan. Karena dapat dipastikan kacang akan sulit dikeringkan, dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Sebelum pandemi Covid-19, Mangiring mengaku dapat memproduksi 40 kaleng kacang dalam sebulan. Kacang ini kemudian dipasarkan diwarung miliknya, dan beberapa pelanggannya disejumlah daerah seperti Jakarta, Medan dan Palembang.

Namun setelah pandemi Covid-19, penjualan kacang Sihobuk sangatlah turun drastis. Ini juga sebagai imbas menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah Tapanuli Utara. Terlebih, berbagai berkurangnya berbagai kegiatan seperti acara keluarga, pesta adat, pesta pernikahan, ataupun berbagai acara lain yang bersifat nonformal sehingga berimbas pada permintaan.

Perwakilan Manajemen Perusahaan Bagian Humas PT Inalum (Persero), Lambas Sianipar kepada GoSumut saat dikonfirmasi menyebutkan, pihaknya jika menggelar berbagai kegiatan selalu menyediakan kacang Sihobuk untuk dijadikan kudapan ringan bagi para tamu.

Selain itu PT. Inalum juga memberikan pinjaman modal usaha kepada Mangiring Sipahutar di tahun 2019 dengan biaya administrasi sebesar 3%. Bantuan ini, diharapkan bisa mengembangkan usahanya.