LANGKAT - Tingginya curah hujan beberapa bulan terakhir diduga kuat penyebab banjir melanda wisata Landak Reiver kecamatan Bahorok, Selasa, (17/11/2020) sekira pukul 01.00 Wib. Peristiwa ini meluluh lantakkan kawasan wisata yang sedang melejit. Akibat peristiwa ini diperkirakan kerugian mencapai Rp 1 miliar.

Informasi dihimpun dari Timbang Ginting warga desa Sampe Raya yang menyaksikan kejadian itu menjelaskan luapan air berawal sejak pukul 22.00 hingga 24.00 Wib.

"Terakhir tahun 1980-an Sungai Landak pernah banjir tapi tidak sebesar ini. Sekira pukul 23.30.oo Wib saya (Timbang Ginting-red) masih berada dipinggir sungai di joglo/warung mengemas barang dagangan untuk diagkut ke tempat yang lebih tinggi" bebernya.

Sekira pukul 24.00. Wib sambungnya, tiba -tiba terdengar suara gemeruh dari daerah hulu menuju hilir. Semakin mendekat dengan suara lebih besar diduga benturan kayu dengan batu serta pohon kayu milik warga dan seketika menyapu kawasan wisata.

Villa/penginapan, warung dan pondo-an joglo serta lahan pertanian warga disapu oleh kayu dari berbagai jenis. Terlihat jelas kayu yang terseret banjir lengkap dengan akar, ranting, daun hijau hingga batang terkelupas.

"Benar ada ketapang, kecing dan jenis Meranti yang turut terseret. Kayu terpental tidak tentu arah menyapu areal wisata," beber Timbang Ginting.

Tumpukan kayu terlihat terhenti dipinggir dan ditengah sungai serta dilahan pertanian warga yang bervariasi jumlahnya, ungkapnya.

Berkaitan itu, Camat Bahorok Dameka Putra Singarimbun S STP dikonfirmasi saat meninjau lokasi kejadian membenarkan hal itu.

Ditambahkannya banjir bandang melanda empat desa yakni Sampe Raya, Timbang Jaya, Timbang Lawan serta desa Lau Damak dibagian hilir.

Selain itu banjir bandang juga menyapu bersih jembatan gantung wisata Salang Pangeran (hilir Landak Reiver -red) Desa Timbang Lawan sehingga raib terseret arus sungai.

"Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini dan belum bisa memastikan kerugian materi. Kita masih mengumpulkan data dari empat desa," ujarnya.

Namun demikian puluhan villa, penginapan, pondok-an dan joglo milik warga mengalami kerusakan bahkan raib sehingga kerugian ditaksir sementara mencapai Rp 1 M lebih papar camat dan merasa prihatin dengan musibah yang dialami warga.

Menjawab wartawan dikatakannya sembari mengumpilkan data kerugian kita telah melaporkan hal itu ke pemkab Langkat serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Stabat pungkasnya.

Turut meninjau lokasi, Wakapoksek IPTU M Isa, kanit reskrim, IPDA Hermawan SH, personil koramil 06. Hadir juga sekretaris kecamatan (sekcam) Rukun SE, kirdinator dispenda kecamatan, Tugianto SE serta lainnya.

Terpisah kepala seksi (kasi) wilayah V TNGL, Palber Turnip M Hum dikonfirmasi mengatakan murni longsor alami di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Kayu yang terseret arus sungai disertai akar , bukan illegal logging. Namun demikian kita akan turunkan tim untuk memastikan titik longsoran di kawasan TNGL kata Turnip dari telepon selukurnya.