MEDAN - Universitas Sumatera Utara melalui Lembaga Pengabdian pada Masyarakat di tahun 2020 telah melakukan kegiatan desa binaan.

Salah satu lokasi desa binaan tersebut adalah Desa Lubuk Kertang yang berada di Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, yang memiliki wilayah hutan mangrove.

Tim kegiatan desa binaan di Desa Lubuk Kertang yang diketuai Prof Dr Mohammad Basyuni, dengan wakil Dr Apri Heri Iswanto dan sekretaris Dr Bejo Slamet ini melakukan serangkaian kegiatan di desa tersebut. Salah satu sub kegiatan yang dilakukan adalah produk pangan olahan dari hutan mangrove yang telah dilaksanakan kegiatan pelatihannya oleh anggota tim pelaksana (Era Yusraini, STP, M Si, Dr Erni Jumilawaty, dr Mutiara Indah Sari dan Dr Apri Heri Iswanto, pada 5 September 2020 lalu.

Hutan mangrove adalah lokasi tanaman/ hutan yang dapat beradaptasi dengan kondisi salinitas air laut dan pasang surutnya. Fungsi hutan mangrove sebagai penjaga kestabilan permukaan daratan sehingga tidak mengalami abrasi adalah sangat startegis, sehingga diperlukan peranan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian hutan tersebut. Pemanfaatan hutan mangrove untuk mendukung kelestarianya dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi produk pangan.

Kepala Desa Lubuk Kertang, Zul Insan, yang diwakili Kepala Dusun M Yusuf mendukung dan menyambut antusias kegiatan pelatihan dan pemberian hibah peralatan pengolahan dan wadah selai tersebut. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman masyarakat sekitar tentang pengolahan selai, dan permen dari tanaman mangrove yaitu buah pidada/bogem atau berembang, khususnya pada kelompok Perempuan Tani Abadi Mangrove yang sebelumnya telah memiliki usaha pengolahan kerupuk jeruju dan sirup pidada yang diketuai Dahliana dengan pendamping kelompok Ratna Sari Keliat.

Selain itu, sejalan dengan kondisi pandemik wabah saat ini tim pelaksana juga memberikan pelatihan terkait adaptasi kegiatan baru dalam pengolahan produk pangan. Sebelum kegiatan, sebagian besar anggota kelompok belum mengetahui dan tidak memahami bahwa bila proses pengolahan produk pangan tidak dilakukan secara higienis, maka dapat memicu penyebaran Covid- 19 yang saat ini angkanya masih tinggi di Indonesia.

Selama kegiatan seluruh tim pelaksana dan anggota kelompok tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah yaitu memakai masker, menjaga jarak dan selalu membersihkan tangan (dengan sabun ataupun hand sanitizer). Pelatihan lanjutan rencananya akan dilakukan untuk pengolahan dodol dan peluang pemasaran produk secara daring selama masa kegiatan bina desa sampai Desember 2020.