TANJUNGBALAI-Hampir selama 10 menit Yusuf sudah berhenti dipinggir jalan. Dia tampak takut dan ragu-ragu untuk menyeberangi jalan dengan becak gerobak dayungnya.

Celingak-celinguk toleh kanan kiri tak henti-henti dilakukan pria yang telah lanjut usia ini. Tiap kali mencoba menyeberang jalan, pria bercucu 10 orang ini mengurungkan niatnya karena kenderaan yang melintas seakan tak pernah putus di kawasan perempatan jalan Gereja dan Jalan Imam Bonjol, kota Tanjung Balai Sumatera Utara, Senin Siang (10/8/2020).

Untung saja tiba-tiba tiga petugas polisi dari satuan lalu lintas segera turun tangan. Ketiga personil kepolisian ini langsung mengatur arus lalu lintas untuk memberi kesempatan bagi Yusuf bisa menyeberangi jalan.

Bagi kakek berusia 75 tahun ini, melintas perempatan jalan di kawasan ini sudah menjadi rutenya setiap hari. Dari kawasan ini dia menuju ke pusat pasar tradisional untuk menjual pisang hasil kebunnya yang pas-pasan. Dan setiap hari pula dia sering kesulitan untuk menyeberang.

"Ya, saya tiap hari terpaksa harus manyoberangi jalan ini karena tak ado pilihan jalan lain. Tapi tiap hari pula selalu kesulitan. Rame kali, payah awak ondak manyaborang,"ujarnya dalam logat khas Melayu kota yang dijuluki sebagai kota kerang di provinsi Sumatera Utara ini.

Bagi Yusuf, dia terpaksa harus mendapat bantuan petugas polisi lalu lintas untuk bisa menyeberangi jalan. Bahkan, sampai-sampai pria tua ini sudah bergantung sepenuhnya kepada bantuan petugas.

Seperti Senin siang lalu. Wartawan Gosumut tanpa sengaja memergoki tiga orang petugas kepolisian lalu lintas sedang sibuk mengatur laju lalu lintas di kawasan perempatan jalan itu. Ketiga petugas terpaksa berpencar arah untuk menghambat kecepatan arus lalu lintas agar Yusuf bisa menyeberangi jalan dengan aman.

Senin siang itu matahari begitu terik. Meski begitu tak menyurutkan langkah tiga personil kepolisian dari satlantas Polresta Tanjung Balai tersebut, yakni Kanit Turjawali Aiptu. L. Tambunan, dan Aiptu. S. Sinaga dan Bripka. R. Panggabean turun tangan membantu Yusuf menyeberangi jalan. Tak perduli dengan keringatnya yang mengaliri lekuk-lekuk wajah dari ketiga personil kepolisian itu, mereka terus memberikan pengamanan bagi Yusuf untuk sampai ke seberang jalan dengan selamat. Yusuf tak hanya sering mendapat bantuan petugas untuk menyeberangkan jalan. Pria ini bahkan tak jarang mendapat bantuan beras sebagai program kepedulian polisi kepada warga.

Cerita soal kepedulian kepolisian terhadap masyarakat dari Polres Tanjung Balai dibawah komando AKBP Putu Yudha Prawira, SIK, MH ini ternyata tidak sampai disini. Kepolisian di kota kecil berpenduduk padat ini ternyata sering memberikan bantuan beras kepada warga tidak mampu.

Seperti halnya cerita Burhan. Penarik becak motor (Betor) yang lagi mangkal dikawasan perempatan jalan Gereja dan Imam Bonjol itu menyeritakan jika petugas berseragam coklat di kota kelahirannya ini sering menggelar aksi sosial yakni berbagi beras kepada umat. Mulai dari penarik becak, tukang parkir hingga penyapu jalan sering mendapat bantuan beras. "Saya bahkan pernah menerima bantuan beras dari Bapak Kasatlantas Tanjung Balai 10 kilogram beras," tuturnya.

Bagi warga kota Tanjung Balai, hubungan sosiologis antara kepolisian dan warga begitu sangat dekat. Kapolres Tanjung Balai AKBP. Putu Yudha Prawira dianggap berhasil mendekatkan polisi kepada masyarakat. Sehingga dengan kedekatan ini aparat kepolisian berhasil membongkar aksi-aksi kejahatan sehingga berhasil memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga sekitar.

Dikutip dari catatan warga, sejumlah deretan kasus menarik dan meresahkan warga berhasil dikuak aparat kepolisian setempat. Diantaranya, pembobolan gudang obat di rumah sakit umum Tanjung Balai, pengungkapan kasus pemerkosaan dan pembunuhan anak dibawah umur. "Banyak.lagi kasus yang berhasil diungkap oleh Polresta. Ini yang ingat saya saja ya," kata warga, Sriwati (34).

Menurut perempuan ini, kepolisian setempat juga berhasil menciptakan ketertiban lalu lintas. Kota yang dulu juga dikenal sebagai kota yang tidak pernah tertib dalam berlalu lintas ini, kini telah berubah menjadi jauh lebih baik. Aparat kepolisian dari Satlantas Polresta Tanjung Balai berhasil membangun kesadaran warga untuk berlalu lintas dengan tertib. "Padahal dulu warga suka-suka hatinya saja dalam berlalu lintas. Jarang gunakan helm. Tapi sekarang lalu lintas sudah sangat tertib," bebernya.

Kasatlantas Polres Tanjung Balai, AKP. HW. Siahan, SH menyatakan, pihaknya telah memerintahkan diseluruh satuannya untuk aktif melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan. Membantu masyarakat, melindungi masyarakat dan mengayomi masyarakat dalam program Polisi Rindu Masyarakat (PRM). "Ini sesuai dengan perintah Bapak Kapolres," ungkapnya.

Diantara program PRM terkait dengan Satlantas yakni memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan raya dalam bentuk banyak hal seperti kontinyu disaat jam padat dalam rangka menciptakan keamanan, keselamatan dan ketertipan berlalulintas (Kamseltibcarlantas).

Soal bantuan sosial kemanusiaan, Siahaan mengakui jika bantuan itu merupakan bagian dari kepedulian kepolisian dalam masa kondisi pandemi Covid-19. "Kita juga bagikan masker, hingga bendera merah putih bagi pengendara dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke 75," ujarnya.

Dia kembali mengingatkan masyarakat untuk mematuhi peraturan rambu lalu lintas dan protokoler kesehatan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB, red). Adaptasi kebiasaan baru ini berupa merubah pola hidup dengan selalu menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun dan menghindari kerumunan massa.*

*Artikel ini ikut serta dalam Lomba Karya Tulis yang diselenggarakan Polres Tanjungbalai*