Ketahanan pangan menjadi kunci setiap individu, masyarakat dan negara untuk mampu bertahan di tengah Pandemi Coronavirus Diseas 2019 (Covid-19).

Hal itu menjadi titik simpul Penulis dalam mengamati perkembangan situasi di tengah terus mewabahnya Pandemi Covid-19 hingga saat ini.

Atas alasan itu pula Penulis mengajak segenap masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia untuk fokus mengembangkan usaha di bidang pangan terutama pertanian, perikanan dan peternakan beserta ikutannya.

Belajar dari peristiwa krisis moneter 1997-1998, usaha di sektor pangan (pertanian) tidak begitu terpukul. Pelaku usaha tetap eksis, bahkan ekspor komoditi pertanian mencatat keuntungan yang lumayan.

Melihat kenyataan itu, wabah Pandemi Covid-19 yang memukul banyak sektor, menuntun kita agar juga fokus pada bidang usaha pangan beserta ikutannya.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang banyak bergelut di sektor pangan menjadi andalan bangsa dan negara untuk mampu bertahan.

Karena itu, tidak salah apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk aktif terlibat dalam proyek ketahanan pangan di Kalimantan Tengah.

* * *

Presiden Jokowi diketahui, baru-baru ini menunjuk Prabowo Subianto untuk memimpin pembangunan food estate, proyek lumbung pangan nasional yang seharusnya menjadi salah satu pekerjaan utama dari Kementerian Pertanian.

Namun, tugas tersebut justru diserahkan kepada Prabowo yang notabene adalah seorang Menhan pensiunan militer yang juga penggiat di bidang pertanian.

Jokowi berpendapat, dirinya sengaja menunjuk Prabowo karena persoalan pangan kini tengah menghadapi ancaman serius.

Organisasi pangan dan pertanian yang berdiri di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), FAO, telah membunyikan lonceng peringatan atas potensi krisis pangan yang mungkin akan dihadapi oleh seluruh umat manusia.

Krisis tersebut tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang tengah melanda seluruh dunia.

"Oleh sebab itu, kita menyiapkan sekarang ini yang namanya cadangan logistik nasional yang nantinya kurang lebih akan dikelola oleh sebuah badan. Dan badan ini nanti SPV (special purpose vehicle)-nya bisa bekerja sama baik dengan pola investasi, baik nanti dikerjakan BUMN, atau dengan scheme yang lainnya," kata Presiden seperti dilihat dari video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden.

"Leading sector-nya nanti, karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, akan kita berikan kepada Pak Menhan (Prabowo) yang tentu saja didukung oleh Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) dan juga Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono)," imbuh Presiden.

Proyek food estate sendiri telah menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 yang telah dicanangkan Presiden.

Dilansir dari Indonesia.go.id, food estate merupakan sebuah program jangka panjang dalam penyediaan lahan baru, serta rehabilitasi lahan yang ada dengan meningkatkan sarana untuk mendukung produktivitas lahan, terutama dari sisi pengairan dan drainane di lahan berawa.

Kawasan pangan ini rencananya akan dikembangkan di atas lahan seluas 600.000 hektare. Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas sengaja dipilih karena lokasinya yang strategis di tengah wilayah Indonesia dan dekat dengan calon ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Area food estate merupakan bekas lahan program "Sawah Sejuta Hektar" yang telah dirintis di Presiden RI kedua Soeharto sejak 30 tahun silam.

Namun, proyek yang diharapkan dapat mendukung swasembada pangan itu terpaksa berhenti di 1999. Hal ini, karena terjadi berbagai kerusakan lingkungan akibat pembangunan kanal.

Dalam perjalanannya, 400.000 hektare di antaranya berubah fungsi, umumnya menjadi kebun sawit.

Sebagai langkah awal, Presiden Jokowi telah mematok target yang cukup ambisius pada proyek yang mulai digarap pada tahun ini.

"Tahun ini Insya Allah akan kita selesaikan kurang lebih 30.000 hektare terlebih dahulu. Kemudian berikutnya dalam 1,5 tahun sampai maksimal 2 tahun akan ditambah lagi 148.000 hektare, baik itu di Kabupaten Pulang Pisau maupun di Kabupaten Kapuas," kata Jokowi.

* * *

Untuk skala besar (negara), proyek food estate di Kalimantan Tengah tersebut dinilai cukup tepat. Namun untuk skala kecil di tingkat Desa/Kelurahan, bahkan di tingkat rumah tangga perlu pula digerakkan kampanye "Ayo menanam/bertani di pekarangan rumah". Insha Allah program "Ayo menanam/bertani di pekarangan rumah" ini dapat membantu belanja bahan pangan sehari-hari.

Bagi rumah tangga yang tidak memiliki pekarangan memadai untuk bercocok tanam, seminimal mungkin bisa bertani menggunakan polibek atau media tanam berbahan kemasan plastik bekas atau daur ulang, dan dapat pula bertani secara hidroponik. Yang kini tengah viral di Medsos yakni ternak lele dan tanam kangkung dalam ember, agaknya juga menarik untuk ditekuni oleh anggota rumah tangga.

Alhamdulillah ternyata banyak cara untuk bisa fokus di sektor usaha pangan demi menyambung hidup di tengah bencana termasuk wabah Pandemi Covid-19 yang entah kapan akan berakhir. Selagi mau berusaha (ikhtiar) insha Allah tetap ada jalan keluar, yang penting ada kemauan, jangan malas. Itu saja. Semoga...***